Pada tahun 2006 yang lalu, terjadi kasus yang cukup ramai dibicarakan di India yakni adalah pemalsuan air dalam kemasan botol. Modusnya dengan botol bekas kosong, yang diisi air keran, kemudian air kemasan palsu ini dijual dengan harga yang jauh lebih murah. The Hindustan Times menyebut bisnis curang ini, “…laris manis pada saat sedang musim kemarau datang, amat menguntungkan karena tak perlu modal yang besar.” Alhasil lebih menguntungkan pihak perusahaan dan merugikan pihak konsumennya.
“Biasanya pembeli mengabaikan segel yang ada pada air botolan, dan ini yang juga yang nantinya akan membuat bisnis air botolan palsu ini laris manis,” tulis The Hindustan Times yang kami lansir dari Tirto.id. Bisnis ini ternyata tidak juga hilang walaupun sudah berlangsung hingga belasan tahun telah berlalu. Pada tahun 2018, kasus sama kembali terjadi, dan juga terjadi di negara India. Modusnya juga tak beda jauh dimana botol kosong, diisi dengan menggunakan air keran, dan dijual dengan menggunakan harga yang begitu sangat murah. Kali ini modusnya lebih canggih yakni ada mesin yang membuat botol seolah tampak seperti botol yang baru, dengan seal yang terpasang pada air kemasan.
Kasus seperti ini bukan hanya terjadi di negara India, namun disisi lain juga terjadi di Indonesia. Bisnis ini bahkan menelan korban. Pada tahun 2015 yang lalu, misalkan, air botolan palsu membuat seorang korban masuk rumah sakit karena mengalami diare yang begitu sangat akut. Bisnis air botolan palsu ini punya modus mana ia pun nyaris serupa dengan kasus yang ada di India: botol bekas diisi air yang berasal dari sumber yakni pada tempat-tempat berbahaya, seperti sungai, sumur, bahkan pada air got.
Bukan hanya itu saja, para pelaku bisnis air botolan palsu itu pun juga akan memasukkan bahan kimia seperti borak dan juga menggunakan tawas supaya air terlihat jernih. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberikan sebuah saran supaya pihak konsumen tetap bisa berhati-hati dengan penggunaan terhadap air kemasan palsu. Terlebih lagi pada penjual yang begitu sangat curang ini sudah tahu bagaimana cara untuk membuat botol dan segel tutup botol terlihat seperti baru.
Mereka para pelaku bisnis palsu ini pun nantinya sudah menyimpulkan bahwa tanggapan orang terhadap kemasan yang bersih dan higienis pun akan menjadi kepercayaan mereka saat mengkonsumsi air yang akan mereka gunakan. Padahal sebenarnya belum tentu saat menggunakan air tersebut pun bisa menjadi patokan untuk seluruh kalangan masyarakat yang akan menggunakan air minum mereka sebagai salah satu opsi yang baik dan menyehatkan para pembeli itu sendiri.
Sebab banyak orang yang tidak sadar kalau mereka memasaknya sendiri justru akan menjadikan air minum yang mereka konsumsi jauh lebih sehat. Hal ini pun juga telah dibuktikan oleh beberapa ahli yang menyebutkan bahwasanya bakteri yang ada pada air minum pun akan mati dan tidak lagi aktif sehingga tidak akan menimbulkan diare. Memasak air dengan suhu diatas 100 derajat atau hingga mendidih maka akan membunuh bakteri jahat pada air yang akan dikonsumsi.
FDA, lembaga Amerika Serikat yang mengurus beberapa perkara makanan dan juga pada jenis obat-obatan, menyebut bahwasanya produk air mineral harus mengandung setidaknya 250 bagian per juta (part per million, ppm) mineral yang asli berasal dari sumber air bawah tanah yang sebelumnya sudah terlindungi, baik secara geografis maupun secara fisik. Secara sederhana air bisa disebut air mineral apabila telah mengandung 250 ppm langsung dari sumbernya, tanpa perlu untuk diberi tambahan zat apa pun di dalamnya.
Memastikan Anda bisa meminum produk air minum kemasan asli dan mengandung mineral alami yang akan menjadi hal penting kala belakangan ini. Pandemi corona yang sedang terjadi di Indonesia ini pun sontak akan membuat kita harus lebih mawas diri pada sebuah perkara kebersihan dan juga menjadi lebih higienitas, dan meminum air mineral yang terjamin secara keaslian produknya pun bisa menjagamu tetap sehat dan tidak dehidrasi dalam menjalankan keseharian kita.