Saat ini, ada lima perusahaan pengembang robot seks ternama yang ada di dunia. Akan tetapi belum ada juga satupun produsen yang bisa menciptakan robot seks khusus untuk pengguna lanjut usia (lansia), yang memang masih aktif secara seksual, maupun juga penyandang disabilitas. Padahal manfaat robot seks ini juga dirancang untuk seorang lansia serta penyandang disabilitas menurut peneliti bioetika dari sebuah University of Washington School of Medicine, Nancy Jacker, membantu para penggunanya bisa mempertahankan bagaimana fungsi untuk seksualnya sampai bisa mendukung kesehatan emosional.
Pada saat lansia dan juga penyandang disabilitas memerlukan robot ini untuk melampiaskan hasrat seksualnya, industri tidak begitu mendukung. Pada robot seks yang ada di pasar cenderung juga akan dibuat untuk pengguna yang memang masih muda, berbadan sehat, dan juga pria. “Untuk masa yang akan adakan nantinya, kita akan memerlukan penataan ulang pada robot seks ini sebagai salah satu produk untuk para pelanggan yang jauh lebih tua, penyandang disabilitas, terutama juga perempuan, dan juga untuk menawarkan berbagai orientasi, seksual dan juga fungsi sosial, menurut Jecker.
Setiap manusia yang menua tentunya seiring dengan bertambahnya umur mereka, resiko untuk bisa terkena penyakit kronis dan juga disabilitas juga akan meningkat lebih besar, yang dapat mengganggu aktivitas seksual. Walaupun seperti itu, hal tersebut juga tidak mungkin akan menghilangkan keinginan untuk bisa bercinta. Riset di New England Journal of Medicine yang telah terbit pada tahun 2007 yang lalu akan membuktikan, bahwasanya banyak orang yang terlibat dalam suatu aktivitas seksual, seperti aktivitas bercinta, seks oral, dan juga martubasi, sampai umur 80-90 an.
“Tidak heran jika pada robot seks ini ditujukan untuk orang tua, namun teknologi ini juga perlu untuk dirancang untuk dapat membantu lansia dalam mempertahankan fungsi seksualnya, “menurut dia. “ Mendukung sebuah kemampuan seksual dari seseorang yakni pada bagian dari menghargai identitas dan juga martabatnya sebagai pribadi.” Lansia memang cenderung lebih lemah dan juga kurang gesit jika dibandingkan dengan sosok pemuda, ditambahkan lagi dengan adanya tulang yang lebih keropos dan juga masa otot jauh lebih sedikit.
Apabila produsen ini mulai mengembangkan robot seks khusus untuk usia lanjut, maka mereka juga sebaiknya merancangnya dengan meminimalkan resiko untuk cedera. Robot juga yang berbahan lunak yakni merupakan salah satu cara yang menjanjikan, menggunakan logam keras ini dengan menggunakan material yang jauh lebih lembut dan juga lentur untuk digunakan. Ini juga akan membuatnya lebih aman untuk pengguna yang jauh lebih tua dan juga rapuh.
“Sama seperti robot yang dirancang untuk bisa membantu orang tua makan, berpakaian , mandi, mereka (robot seks) juga mungkin akan dirancang untuk bisa membantu fungsi sosial, sebagai salah satu sumber untuk afiliasi dan juga kemitraan seksual,” ungkap Jecker. Terlepas apakah manfaat robot seks ini benar-benar akan dibutuhkan atau tidak untuk lansia dan juga penyandang disabilitas, Jacker ini juga menegaskan setidaknya industri robot seks harus bisa lebih inklusif dalam mendesain dan juga memasarkan produknya dalam mendukung kesehatan emosional, sambil membantu untuk melawan diskriminasi umur seseorang.
“Robot seks memerlukan suatu perubahan, “menurutnya. “Dengan adanya bantuan dari (robot seks), seorang lansia ini juga bisa berhubungan seksual dengan cara yang akan mereka hargai. Dari robot ini juga bisa menjadi sebuah alat yang sangat penting untuk bisa membantu mereka dalam menjaga kesehatan mental dan seksual. Kecerdasan yang dibuat untuk robot seks ini mempunyai kemampuan untuk bisa berhubungan seks seperti yang dilakukan oleh manusia. Tidak akan menutup kemungkinan juga jika nantinya suatu hari kemampuan itu justru akan menjadi sebuah ancaman yang bisa merusak moral pemiliknya.
Hal itulah yang sampai saat ini menjadi hal yang mencengangkan untuk para peneliti pada beberapa waktu belakangan ini. Dimana ilmuwan juga akan memperingatkan bagaimana bahayanya penggunaan manfaat robot seks yang sampai saat ini belum juga mempunyai regulasi untuk bisa melindungi para pengguna dan juga masyarakat secara umum. Salah satunya adalah kemampuan sosok robot seks ini dalam melakukan adegan pemerkosaan dan pada akhirnya bisa menormalisasikan perilaku pelecehan seksual.
Hal itu juga bisa terjadi karena robot ini mempunyai kecerdasan buatan dalam melakukan berbagai macam skenario untuk melakukan seks. “Beberapa robot diprogram untuk melakukan protes, ada juga yang dapat menciptakan skenario untuk melakukan pemerkosaan,” kata Dr Christine Hendren dari Duke University, yang dilansir dari BBC. Kekhawatiran itu juga muncul bersamaan dengan peringatan bahaya robot seks yang dapat merusak psikologis manusia.
Belum lagi menurut soal robot seks berbentuk anak-anak yang bisa dikembangkan perusahaan asal Jepang. “Bukankah hal itu juga akan menormalisasikan dan juga akan memberikan orang akan kesempatan untuk bisa mempraktikan perilaku yang seperti itu, yang justru seharusnya dibasmi?” lanjutnya. Ada banyak jenis robot seks yang dijual di dunia maya, salah satunya adanya perusahaan robot seks, Realbotix, memposting beberapa video robot Harmony, Yakni Robot yang seharga 8.000 sampai 10.000 dollar AS untuk bisa memasarkan produknya tersebut untuk anda.