infogitu.com – Baru-baru ini masyarakat China turun kejalan untuk demo Xi Jinping mundur. Demonstrasi menuntut Presiden China, Xi Jinping buat mundur yang berlangsung pecah di sejumlah kota besar di China sepanjang akhir pekan, peristiwa yang dianggap langka di Negeri Tirai Bambu. Berawal dari protes terhadap kebijakan lockdown Covid-19 yang terlampau begitu ketat, dimana demonstran mulai terdengar meneriakkan slogan-slogan menuntut Xi buat mundur. Demonstrasi semacam ini begitu langka di China, bukan cuma disebabkan terjadi di berbagai kota.
Melainkan aksi itu menuntut langsung penguasa buat turun, hal ini dilansir dari Wall Street Journal. Sebenarnya demo ini sendiri awal mulanya disebabkan protes penduduk terhadap kematian 10 orang akibat kebakaran di Ibu Kota Provinsi Xinjiang, Urumqi, yang terjadi hari Kamis pekan lalu. Para penduduk menilai bahwa korban berjatuhan disebabkan petugas terlambat tiba di lokasi karena terhambat oleh lockdown begitu ketat. Sehari setelah kebakaran itu, pada hari Jumat, 25 November 2022 ratusan penduduk turut menggelar aksi protes di depan kantor pemerintahan kota Urumqi.
Sesuai dengan adanya sebuah video-video yang diverifikasi oleh AFP, dimana penduduk terpantau berkumpul menumpahkan amarah melalui teriakkan slogan, “Cabut lockdown!” Video-video itu bahkan sampai viral di jejaring sosial media China, walaupun pemerintah Negeri Tirai Bambu itu telah menerapkan sensor ketat. Amarah penduduk bahkan menjalar ke beberapa kota lain yang ada di China. Demonstran pecah di Shanghai pada hari Sabtu 26 November 2022, tepatnya di jalan Wulumuqi atau Urumqi pada bahasa Mandarinnya. Demonstrasi langsung merembet ke pusat kota Shanghai.
Wartawan AFP melaporkan melihat kepolisian bentrok dengan sekelompok demonstran ketika mereka sedang mengusir warga dari lokasi unjuk rasa di Wulumuqi. Demo Xi Jinping mundur, dimana massa malah semakin membludak menjelang malam hari. Tak peduli dengan adanya tekanan aparat, sebab mereka meneriakkan slogan-slogan seperti, “Xi Jinping mundur! Partai Komunis China mundur!”. Sempat bubar pada malam hari, para penduduk melanjutkan aksinya pada hari Minggu, 27 November 2022 pagi. Di hari itu juga, adanya unjuk rasa lainnya pecah di kota-kota negara China, termasuk ibu kota Beijing.
Sekitar 200-300 mahasiswa di pagi hari turut berunjuk rasa di sebuah kampus elite yang ada di Beijing, tepatnya adalah Universitas Tsinghua. Terlihat bahwa melalui video, mereka berteriak “Demokrasi dan supremasi hukum. Kebebasan berekspresi.” Saat siang hari, demonstrasi pecah kembali di berbagai kota lainnya. Bahkan beberapa video menunjukkan massa beraksi di Chengdu dan juga Guangzhou, namun AFP sendiri sampai saat ini belum dapat memverifikasi video tersebut. Para demonstran juga mengacungkan kertas berwarna putih, dengan memiliki lambang sistem sensor terlampau ketat di Negara China.
Tanda dukungan untuk para demonstran, ketika mobil-mobil yang melintas membunyikan klakson. Sekitar 400 orang berunjuk rasa di malam hari tepatnya di pinggir sungai Beijing. Selama beberapa jam, mereka berteriak tidak henti “Kami semua orang Xinjiang! Pergilah orang China!”. Bahkan, pada hari Senin 28 November 2022 dini hari sekitar jam 02.00, pihak kepolisian paramiliter mulai diterjunkan buat membantu aparat mengamankan para demonstrasi. Pengunjuk rasa akhirnya sepakat buat meninggalkan lokasi setelah para petugas berjanji tuntutan mereka akan didengarkan.
Seperti kita ketahui bahwa, selama ini, Negara China dikenal menjadi negara yang membungkam terhadap perbedaan pendapat. Oleh sebab itulah, para demonstrasi terlebih yang menuntut langsung penguasa atau Presiden Xi Jinping buat mundur hampir tidak pernah terjadi di China. Bahkan baru-baru ini, China dihebohkan oleh kasus bunuh diri ketika pemerintah masih menerapkan lockdown secara ketat imbas penularan virus Covid-19 kembali meningkat belakangan ini.
Seorang perempuan berusia 55 tahun diketahui bunuh diri disebabkan dia tidak dapat keluar dari apartemennya selama sebulan terakhir dikarenakan pemerintah setempat yang menerapkan lockdown di daerah tersebut. Bahkan wanita itu dikabarkan melompat dari lantai 12 apartemennya yang ada di ibu kota regional Hohhot pada hari Jumat 04 November 2022 silam. Sementara itu, sampai saat ini belum diketahui terkait demo Xi Jinping mundur dari jabatannya tersebut.
Discussion about this post