Minggu tanggal 22 November 2020 kemarin, warganet menemukan unggahan foto Anies baca buku berjudul ‘How Democracies Die’ pada akun resmi Instagram Gubernur DKI Jakarta tersebut. Unggahan mimic yang serius Anies Baswedan saat itu sedang membaca buku judul yang artinya ‘Bagaimana Demokratis Mati’ dengan posisi duduk yang menyilangkan kaki dan memakai baju koko berwarna putih dengan sarung berwarna coklat.
Buku tersebut merupakan karya penulis Profesor Steven Levitsky dan Daniel Ziblat, pembahasan dalam buku tersebut ternyata tentang beberapa pemimpin di dunia yang terpilih melalui pilpres tetapi dekat dengan label diktator. Banyak sekali unggahan tersebut yang menuai kontra karena postingan tersebut hanya terlihat sebagai gimmick belaka. “Dari pada memperbanyak gimmick, saran saya, Pak Anies lebih tekun dan konsentrasi saja sama penanganan kasus Covid 19 di Jakarta yang meningkat tajam akhir-akhir saat ini, buah dari ketidaktegasan beliau,” kata Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Ima Mahdiah, kepada wartawan, Minggu (22/11).
Di tengah pandemi seperti ini, unggahan Gubernur DKI Jakarta ini malah mementingkan pesan-pesan politik yang mengharuskan mementingkan APBD 2021 mendatang. “Dan juga pembahasan APBD 2021. Itu lebih penting daripada menyampaikan pesan-pesan politik seperti pembahasan yang berada di buku ini,” tegas Ima. Buku ini pun membahas bahayanya politisi yang berada di barisan dengan kelompok ekstrimis. “Jika dibaca sampai habis, Levitsky dan Ziblat di buku itu benar-benar menjelaskan bagaimana berbahayanya jika para politisi yang pragmatis dan oportunis bisa bergandengan tangan dan satu barisan dengan kelompok ekstrimis. Semoga Pak Anies bisa belajar banyak dari buku tersebut,” tutur Ima.
Unggahan Foto Anies Baca Buku Hanya Gimmick Belaka
Buku ini menceritakan cara berkekuasaan yang melalui kudeta dan dimenangkan dengan melalui proses pemilu. Kontroversial yang semakin mengesankan sebagai diktator saat beberapa diantaranya perang yang diumumkan akun twitter milik Donald Trump saat dirinya unggul atas kandidat partai demokrat, Hillary Clinton. Buku ini menjelaskan, kemenangan donald trump dengan rasisme berkulit hitam dan menakuti berbagai berita hoax.
Pertanyaan dari Fraksi PPP yaitu Asrul Sani pun dilontarkan dengan maksud postingan foto Anies di akun media sosialnya dengan membaca buku berjudul ‘How Democracies Die’ Unggahan tersebut sebetulnya tidak ada yang salah, penjelasan detailnya dibawah foto unggahan tersebut. “Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi,” tulis Anies, dalam caption fotonya. Tetapi ada saja pertanyaan yang ingin mengetahui secara jelas untuk maksud dirinya memposting foto tersebut.
Karena tidak menginginkan salah paham dalam penafsiran masyarakat yang melihat sosok pemimpin dengan membaca buku judul tersebut. “Dari pada menafsirkan apa makna postingan di medsos Pak Anies yang sedang memegang dan membaca buku How Democracies Die, sehingga pikiran dan analisis kita menjadi macam-macam, maka lebih baik kita bertanya saja kepada Pak Anies apa makna buku itu baginya dan bagaimana ia mengkontekstualkan isi buku itu dengan keadaan kita sekarang ini,” kata Arsul, saat dihubungi sumber berita, Minggu (22/11/2020).
Menurutnya demokrasi kita ini akan mati atau bukan dengan kondisi yang sekarang, sebagai pertanyaan dirinya untuk Gubernur DKI ini. Penilaian untuk unggahan foto Anies baca buku hanya untuk menarik simpati publik dan elektabilitasnya di media sosialnya. “Ya supaya apa? Ya supaya perhatian politiknya tetap mendapat perhatian tidak hilang begitu saja. Untuk menjaga elektabilitas di media sosial, popularitas di media sosial itu saya kira tetap perlu dan itu disiasati oleh seorang Anies yang menjabat gubernur sekaligus dan jabatan politik,” ujar Awiek. Peninjauan posisi Anies yang seolah-olah hanya untuk mendapatkan atensi publik saja.