Terkait dengan adanya unjuk rasa Omnibus Law atau RUU Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR yang baru-batu ini terjadi di sejumlah daerah yang ada di Tanah Air terdapat pemandangan yang cukup membuat seseorang menjadi prihatin saat melihat hal tersebut. Pasalnya, terlihat juga sejumlah pelajar Bekasi yang ikut aksi unjuk rasa tersebut cenderung terlihat dalam aksi yang anarkis sehingga berujung diamankan oleh pihak yang berwajib. bahkan yang lebih ditayangkannya lagi yaitu tidak sedikit diantara para pelajar ini yang kurang memahami bagaimana mengenai topik untuk unjuk rasa yang telah mereka ikuti kala itu.
Pada tanggal 8 Oktober lalu kawasan sekitar Bundaran HI dan juga Jalan medan Merdeka Jakarta Pusat ini dipenuhi oleh demonstran yang mengadakan unjuk rasa terhadap penolakan kebijakan pada RUU Cipta Kerja dimana pada hal ini demonstran banyak yang menuntut untuk melakukan protes pada kebijakan ini. Sayangnya proses unjuk rasa anarkis dan juga merusak berbagai fasilitas umum yang ada di Jakarta sehingga menjadi kan demo kali ini merusak berbagai fasilitas yang ada di jalan.
Pemerintah dari Bekasi pun ikut serta dalam menegaskan apabila nantinya kan terjadi keresahan masyarakat jika memang ada aksi unjuk rasa yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Karena nantinya akan banyak sekali fasilitas milik publik yang akan dirusak oleh kalangan pendemo yang ada dari kalangan pelajar. Jika dikaitkan memang hal ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan permasalahan yang tengah mereka hadapi yakni belajar daring. Tidak jarang juga diantara mereka yang tidak mengerti apa arti dari unjuk rasa ini kepada pihak pemerintah.
Kembali ditegaskan juga untuk seluruh masyarakat jangan sampai termakan berikan ilegal yang beredar dikalangan masyarakat sehingga membuat banyak keresahan yang akan terjadi nantinya. banyaknya kesalahpahaman antara pemerintah dengan rakyat ini menjadi faktor yang sangat banyak sekali tanda tanya. Terlebih lagi tidak ada sama sekali klarifikasi yang akan terjadi di antara pihak pemerintah dan juga pihak masyarakat. Justru hal ini terjadi secara anarkis antara satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut cukup menjadi sebuah perhatian untuk menjadi suatu perhatian untuk masyarakat dari Pemerintah Kota Bekasi. perhatian inipun akan direalisasikan dengan koordinasi Pemkot Bekasi yang melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi yang mengumpulkan para kepala sekolah dan juga guru dari setingkat SMP, SMA, SMK di KOta Bekasi. Dimana dalam sebuah rapat koordinasi ini, Disdik juga mengundang Polres Metro Bekasi dan juga KODIM 0507?BKS. Pihak Disdik ini sendiri juga menginginkan semua pihak yang diundang bisa membantu untuk mengupayakan pencegahan kepada para pelajar Bekasi yang akan terlibat dalam aksi tersebut.
Menurut keterangan dari Kepala Disdik Kota Bekasi Dr. H. Inayatullah, kepala sekolah akan dimintai keterangan untuk bisa membantu, menjaga serta juga mengawasi serta keselamatan para peserta didiknya yang bukan hanya di dalam sekolah saja maupun di luar sekolah pun harus tetap dijaga. Oleh sebab itulah sangat penting sekali untuk kepala sekolah [un bisa menjalankan kerja sama dengan orang tua/wali murid demi memastikan bagaimana anak-anak mereka bisa belajar sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku. Selain dari hal itu maka komunikasi juga sangat penting untuk tetap dijaga oleh pihak sekolah dan juga para pelajarnya itu sendiri.
Ia melanjutkan bahwa sari sisi sekolah juga harus bisa menyusun kegiatan belajar yang bisa membuat para pelajar di Kota Bekasi menyalurkan bakat serta juga kreativitas bahkan juga pemikiran yang cukup kritis. Mengenai ajakan unjuk rasa tersebut juga dari pihak yang bertanggung jawab atau kabar hoaks yang telah beredar di kalangan pelajar juga menjadi perhatian dari Kepala Disdik Kota Bekasi. Ia juga ingin bisa sekolah untuk bisa memastikan bagaimana pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS dan juga para pelajar yang lainnya tidak ikut terhasut dan juga mudah percaya dengan informasi ataupun ajakan-ajakan yang telah beredar dikalangan masyarakat.
Selain dari sisi sekolah Inayatullah juga meminta untuk semua kalangan pihak bisa saja hadir supaya bisa berkoordinasi dengan para orang tua dan juga wali murid. Pasalnya juga, keterlibatan pelajar yang ada dalam aksi unjuk rasa itu juga seperti yang terjadi saat beberapa waktu dimana cenderung mempunyai dampak yang negatif dari mulai berakhir ricuh sampai juga bisa menjadi suatu potensi untuk bisa menyebarkan Corona akibat berkerumunan di tengah banyak orang.
Namun siapa sangka? Hal ini justru malah menjadi kontroversi tersendiri di tengah masyarakat. Banyaknya masyarakat yang ikut demo karena ingin mencari keadilan tanpa mereka memikirkan resiko berkerumun di tengah demo seperti itu. Bahkan tidak sedikit juga diantara mereka yang mempunyai gejala Covid-19 namun tetap memaksakan ikut berdemo di tengah kerusuhan penolakan Omnibus Law.