Burung Beo yang hanya bisa ditemukan di daerah pegunungan tinggi Selandia baru saat ini diambang kepunahan. Dimana jumlahnya sendiri saat ini telah menurun secara drastis karena ancaman dari pemangsa non-alami dan juga invasi manusia. Spesies burung beo Kea ini juga dikenal dengan nama ilmiahnya Nestor Notabilis, dimana ia akan menjadi satu-satunya spesies burung beo yang ada di dunia yang berhasil hidup dan juga menetap di pegunungan. Mereka juga telah tersebar di South Island dengan habitatnya yang begitu luas yakni sekitar 3,5 juta hektare.
Hewan ini juga dianggap sebagai salah satu spesies burung yang paling cerdas karena sifatnya yang suka bermain dan mencari berbagai hal baru. Namun sayangnya, di balik bulu indahnya ini dan juga kecerdasannya, mereka justru dianggap sebagai hama oleh para penduduk Selandia Baru. Organisasi pemerhati dan juga konservasi burung beo jenis kea ini, Kea Conservation Trust mengatakan bahwasanya di dalam situs web resminya ini, sebelum tahun 1971, pemerintah lokal juga pernah meresmikan perburuan Kea. Pemusnahan Kea ini dilegalkan karena begitu membuat khawatir pada petani di komunitas domba yang hewan ternaknya sering sekali diserang oleh burung beo tersebut.
Beberapa tahun belakangan ini, para konservasionis mulai meningkatkan kewaspadaan setelah bertahun-tahun populasinya semakin berkurang. Sehingga jumlahnya pun di alam bebas ini diperkirakan hanya akan tersisa 1.000-5.000 ekor. Studi yang dilakukan oleh Kea Conservation Trust pada tahun 2016 menunjukan bahwasanya dua pertiga dari anak Kea mati pada tahap awal pertumbuhannya. Sarang yang ditanam dibawah tanah ini akan menjadi sebuah faktor kenapa anak Kea rentan untuk mengalami kematian. Predator pun seperti tikus, possum, hingga cerpelai ini sering kali berburu anak Kea.
“Kea adalah salah satu burung Selandia Baru yang paling kamu cintai hingga saat ini. Salah satu hal yang paling menarik tentang Kea karena mereka merupakan spesies burung liat yang dekat sekali dengan manusia,” kata Tamsin Orr Walker ketua Kea Conservation Trust seperti yang dikutip dari The Guardian. “Mereka sangat langka sekali, dan juga sifat ingin tahu itulah yang bisa membuat mereka bisa mendapatkan masalah karena banyak cara manusia yang berinteraksi dengan mereka yang membahayakan kelangsungan hidupnya”.
Menurut Orr-Walker, ada setidaknya tiga faktor yang menjadi sebuah ancaman kehidupan beo Kea, yaitu predator non-alami, keracunan timbal dari bangunan tua seperti pada gubuk dan juga gudang, serta interaksi dengan manusia. sejak tahun 1860 yang lalu, diperkirakan hingga mencapai 150 ribu spesies burung beo kea ini terbunuh. DOD (Department of Conservation) dan juga Kea Conservation Trust terus akan mencatat kematian Kea di setiap tahunnya. Mereka juga akan memperkirakan ada setidaknya lebih banyak kematian yang tidak tercatat dalam penelitian.
Pakar burung berulang kali mencari tahu bagaimana kekuatan otak dari burung yang begitu luar biasa ini, salah satunya adalah burung beo. Burung ini sudah lama dikenal sebagai burung peniru yang begitu terampil, Peneliti dari University of Auckland, Alex Taylor dan Amalia Bastos, telah mengamati bagaimana kecerdasan yang dimiliki oleh burung beo ini. penelitian yang telah dipublikasikan pada Nature Communications, merinci bagaimana makhluk hidup yang mempunyai bulu menakjubkan ini bisa memprediksi kemungkinan. Seperti yang akan kita jelaskan bagaimana rincian jelasnya untuk anda.
Sebuah studi yang melibatkan beberapa burung beo jenis kea ini yang berbeda dengan dua toples. Dimana masing-masing toples berwarna orange dan juga berwarna hitam dan terdapat juga token di dalamnya. Burung beo akan dilatih untuk bisa memahami bahwasanya token hitam bisa ditukar dengan makanan. Lalu sebuah penelitian yang dilakukan secara diam-diam ini akan mengeluarkan satu token dari setiap toples yang ada dan juga menyerahkan tangan dengan keadaan tertutup kepada sang beo. Spesies Burung beo kea yang berasa dari Selandia baru ini akan lebih sering mengidentifikasi tangan manakah yang mempunyai token hitam.
Kemudian juga para peneliti telah membuktikan bahwasanya untuk meningkatkan kesulitan, yakni dengan mengubah proporsi warna dalam dua toples. Walaupun seperti itu, kea dengan tepat juga akan memprediksikan tangan mana yang paling mungkin berisikan token hitam, yang akan memberikannya suguhan yang lezat. Dalam satu teks tersebut, burung-burung juga akan dihadapkan dengan dua masinga. Yang satu orang mengambil token secara acak dan yang satunya mencari secara aktif token dalam toples yang berisikan token hitam.
Secara mengejutkan ternyata, Kea lebih mempercayai dan pada akhirnya memilih tangan orang yang secara aktif mencari token hitam ini. Kea pun bisa langsung menggabungkan informasi ini menjadi satu prediksi tentang dimana kemungkinan besar token yang memberikan burung ini hadiah berada. Tidak hanya manusia saja, ternyata juga hewan pun mempunyai keputusan untuk bisa berpikir. Misalnya hewan di alam liar yang mana harus mengevaluasikan kapan sajakah saat yang tepat untuk bisa berburu mangsa tanpa di serang oleh para predator.