Para pengungsi dari anak-anak sampai lansia sudah diungsikan ke Balai kelurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Dilaporkan ratusan pengungsi lansia sakit dengan keluhan kesehatan. Mayoritas kalangan lansia yang mengalami sakit. Sakit biasanya pun hanya keluhan perut kembung, pegal linu, perut kembung dan pusing. Tidak ada yang sampai diare dan tidak ada pula yang sampai di rujuk ke Puskesmas.
“Rata-rata lansia. Tapi ya keluhannya hanya pegal linu, pusing, perut kembung. Tidak ada yang sampai diare, tidak ada yang sampai dirujuk ke Puskesmas pun tidak ada. Apalagi rumah sakit. Kalau anak-anak nggak ada masalah,” jelasnya. Pemantauan kesehatan pun segera dihadirkan untuk memantau kesehatan warga yang mengungsi di Balai pengungsian dengan pos-pos kesehatan. “Disana ada pos kesehatan, lengkap dengan obat-obatan untuk warga yang mengungsi di sini.
Cukup ditangani di pos kesehatan. Memang prosedurnya gitu, kalau bisa ditangani di pos, ditangani (di pos). Kalau tidak bisa ya dirujuk ke Puskesmas atau RS,” sebutnya. Stok yang masih memadai untuk kebutuhan yang dibutuhkan sebagai tanda tanggap darurat. Tadinya jumlah para lansia yang sakit berjumlah sebanyak 123 orang kalangan lansia. Dari 198 jumlah pengungsi laporan terakhir 7 November 2020 lalu, di balai kelurahan Glagaharjo Sleman ini, untuk kalangan anak-anak masih aman dan tidak adanya yang melaporkan keluhan akan kesehatan.
Ratusan Pengungsi Lansia Sakit, Kalangan Anak-anak Masih Terpantau Baik
Pengungsiannya pun selalu memastikan akan ketersediaan masker untuk para pengungsi merapi yang masih cukup. Guna untuk tetap menjaga jarak dan tidak adanya laporan penularanya Covid-19. Meskipun 123 dari 198 orang pengungsi yang dilaporkan sedang mengeluh akan kesehatannya yang sakit karena keluhan yang tak parah. Untuk pengungsi dari kalangan anak-anak masih belum adanya laporan akan keluhan kesehatan.
Untuk penegakan protokol kesehatan tetap dijalankan. Relawan seperti mahasiswa yang yang banyak memberikan materi untuk psikolog anak-anak yang sebelumnya pernah 10 tahun lalu mengalami trauma. ,artinya dengan memberikan trauma healing pada anak-anak pengungsi gunung merapi dengan bermain bermacam permainan. Permainan yang dimainkan pun tidak lupa untuk memeriksa kuku anak-anak yang berada di pengungsian, guna untuk tetap menjaga kebersihan dan tidak akan terjadinya resiko tinggi untuk terserang diare.
Antusias mereka yang terus menerus untuk mengikuti arahan untuk bermain bersama. Untuk saat ini kondisi pengungsian terbilang aman dan tidak adanya laporan yang mengenai akan keluhan kesehatan yang sangat serius. Penerapan protokol kesehatan yang sudah dianjurkan sejak awal pun masih terpantau baik untuk warga yang mengungsi dengan penggunaan masker dan adanya jaga jarak. Penambahan obat-obatan yang terus ditambah untuk penyetokkan darurat merapi. Termasuk dengan vitamin-vitamin bagi lansia dan anak-anak. Memang, erupsi 10 tahun lalu di gunung berapi merupakan erupsi terbesar dan banyak sekali para pengungsi yang mengalami ketraumaan dengan tragedi 10 tahun lalu dan kali ini akan terulang kembali.
Keluhan dari ratusan pengungsi lansia sakit, masih bisa ditangani dengan baik oleh pos kesehatan yang disediakan di balai pengungsian. Semoga saat adanya erupsi siaga dari Gunung merapi akan masih bisa ditangani dengan baik, dan bagi para lansia atau anak-anak yang mengalami kejadian 10 tahun lalu akan bisa terobati sedikit demi sedikit untuk kesehatan jiwa psikolog mereka. Laporan kesehatan para lansia disana akan terus dilaporkan terus menerus dengan pemantauan dan tindakan dari Pos kesehatan.