infogitu.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia telah melaporkan adanya kasus hepatitis anak akut secara tiba-tiba. Tentunya laporan kasus hepatitis anak Indonesia itu telah menjadi sorotan publik selama beberapa hari terakhir. Melansir dari sumber Kompas.com, Kemenkes telah melaporkan 15 kasus yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, pada Senin, 9 Mei 2022.
Adapun kota yang melaporkan kasus tersebut, adalah DKI Jakarta (11 kasus), Jawa Timur dan Jawa Barat (1 kasus), Bangka Belitung (1 kasus), dan Sumatera Barat (1 kasus). Siti Nadia Tarmizi, selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa dari 15 kasus tersebut, 5 diantaranya telah meninggal dunia setelah terdeteksi mengalami hepatitis akut secara misterius. Para orang tua diharapkan untuk selalu waspada apabila anak mengalami sakit secara tiba-tiba. Adapun gejala yang akan dialami oleh pasien hepatitis akut, adalah dibawah ini.
Kasus Hepatitis Anak Indonesia Terjadi Secara Misterius, Para Orang Tua Diwajibkan Waspada!
Sebagai bentuk waspada terhadap buah hati, ada beberapa gejala hepatitis yang harus diketahui oleh orang tua. Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, adapun gejala yang paling sering dialami oleh pasien hepatitis akut misterius, adalah:
- Kelelahan
- Demam
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Kehilangan selera makan
- Tinja berwarna terang
- Urin lebih gelap
- Penyakit kuning (ditandai dengan warna kulit mulai menguning)
- Nyeri sendi
Walaupun demikian, hingga artikel ini ditulis dan di publish, masih belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab penyakit hepatitis misterius yang telah menyerang anak-anak di Indonesia. Walaupun adenovirus ini sudah dilaporkan oleh Kemenkes Indonesia, data lebih lanjut akan diinformasikan secara langsung.
Cara Penularan
Nadia mengatakan, bahwa penularan penyakit hepatitis akut yang sedang terjadi oleh anak-anak di Indonesia ini kemungkinan besar disebabkan melalui udara dan makanan. “Untuk sementara waktu (dugaan penularan) melalui udara dan makanan,” kata Nadia, yang kami lansir dari sumber Kompas.com, pada beberapa waktu. Namun hingga kini, pihaknya masih belum mengetuk palu akan dugaan tersebut, dikarenakan masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti penyakit hepatitis akut misterius melalui sejumlah pemeriksaan panel signifikan.
Menurutnya, kasus hepatitis yang telah menyebar ke beberapa kota itu telah menyebabkan Kemenkes meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir setelah Organisasi Kesehatan Dunia, atau WHO, menyatakan bahwa kasus hepatitis akut tersebut telah menyerang anak-anak. Saat ini, kasus tersebut ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Faktor Risiko
Di kesempatan yang berbeda, Dr dr Muzal Kadim SpA(K), selaku Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK), mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko lebih berbahaya tentang infeksi hepatitis akut pada anak. Menurutnya, anak-anak yang mengalami sistem imun lemah, atau “immunocompromised”, akan mengalami resiko infeksi yang lebih mengkhawatirkan.
“Misalnya terjadi pada anak yang mengalami gizi buruk, anak yang sedang mengkonsumsi jenis obat-obatan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kembali sistem imun, anak yang telah terdeteksi mengalami HIV atau kondisi medis tertentu yang menyebabkan sistem imun tubuh melemah,” ujar Muzal yang sedang menghadiri acara Media Interview oleh IDAI, dikutip dari sumber Kompas.com, pada Sabtu, 7 Mei 2022.
Akan tetapi, ia menyebutkan bahwa kasus hepatitis akut misterius yang sedang ramai terjadi di Indonesia itu justru tidak ditemukan pada anak-anak dengan kondisi riwayat sistem imun lemah. Karena nya, Muzal menganggap bahwa kasus hepatitis anak di Indonesia itu sebagai kasus yang aneh dan unik. “Kasus nya sangat berat, mereka tidak terdeteksi memiliki riwayat sistem imun lemah. Jadi untuk saat ini, investigasi masih dilakukan dan akan diinformasikan lebih lanjut,” jelasnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kasus hepatitis pada anak di Indonesia itu dapat menyerang kalangan dewasa, sekalipun sedang dalam keadaan prima atau sistem imunitas kuat. “Karena yang telah saya sebutkan tadi, bahwa hepatitis ini justru bisa menyebabkan sel hati pengidapnya dan disebabkan oleh kekebalan tubuh yang berfungsi untuk menghancurkan virus. Ketika sistem tubuh lemah, maka sel hati akan secara otomatis rusak,” ujarnya. “Ketika tubuh sedang berupaya keras untuk menghancurkan virus, tapi justru virusnya tertinggal di sel hati, sehingga sel hati terkena dampaknya,” tambahnya. Hingga saat ini, kasus hepatitis anak Indonesia itu masih di investigasikan lebih lanjut oleh pihak professional.
Discussion about this post