Car free day atau hari bebas kendaraan bermotor bukanlah hal yang asing bagi warga Jakarta. Car free day biasanya dilakukan hanya setiap akhir pekan pada saat di pagi hari saja. Akan tetapi, siapa sangka telah ternyata banyak kota di penjuru dunia yang telah ikut menerapkan bebas kendaraan setiap hari. Selain udara menjadi lebih sejuk, dengan ketiadaan kendaraan-kendaraan milik pribadi di pusat kota juga akan membuat warganya jadi lebih rajin naik kendaraan umum, alhasil di jalanan bebas macet. Polusi udara dan suara menjadi salah satu alasan yang membuat beberapa kota di dunia memutuskan untuk menindaklanjuti adanya stop dalam penggunaan kendaraan pribadi untuk beroperasi di lingkungannya. Hasilnya, kota asri di dunia ini menjadi bersih dan damai dari polusi udara.
Berikut Kami Merangkum Beberapa Kota Asri di dunia.
Pada sebuah Jalan yang berliku dan sempit memang tidak memungkinkan untuk mengemudikan kendaraan di Venice. Sebagai gantinya, terdapat waterbuses yang bisa mengangkut warga ataupun wisatawan untuk bisa mengunjungi berbagai macam tempat. Namun untuk hal ini bukannya menjadi penghalang untuk berwisata. Malah dengan segala keunikannya, Venesia menjadi destinasi favorit para wisatawan yang datang ke kota ini dari seluruh dunia. Bangunan-bangunan yang berwarna dengan arsitektur Venetian Gothic bisa saja ditemukan diseluruh wilayah kota ini. Anda juga bisa melintasi lebih dari 400 jembatan dengan hanya berjalan kaki saja. Namun pabila anda pilih menaiki perahu, maka Anda juga akan mendayung di sekitar kanal sempit di gondola layaknya bangsawan Eropa.
Sering disebut juga sebagai sebagai Venesia-nya Belanda, Kota Giethoorn terletak di Provinsi Overijssel bagian timur laut negara tersebut menjadi salah satu negara terbersih yang ada di dunia. Giethoorn menjadi salah satu desa yang telah bebas kendaraan bermotor, bahkan nyaris tanpa jalan raya. Dengan tatanan hidup serba bebas karbon ini menjadikan Giethoorn mampu meraih sebuah predikat sebagai desa terbersih di dunia oleh National Geographic di tahun 2019. Hampir seluruh kegiatan yang ada di Giethoorn tidak menggunakan kendaraan bermotor.
Setiap hari, hampir sekitar 2.600 penduduk desa ini hanya menggunakan sepeda untuk bepergian kemanapun, atau mereka juga akan berjalan kaki, kano, atau menyewa perahu saat sedang beraktivitas sehari-sehari. Awalnya tidak akan ada yang tahu mengenai suatu keberadaan desa sejuk ini. Maklum saja, jika Giethoorn dibangun oleh sekelompok buronan dari Laut Mediterania.Akan tetapi, setelah pemandangan hijau dan asrinya muncul dalam film Fanfare yang telah dibuat oleh Bert Haanstra, Giethoorn mulai dikenal oleh dunia luar dan mulai banyak sekali didatangi wisatawan. Tidak tersedia jalan raya di Desa Giethoorn, yang ada hanya kanal dan jalan yang tidak terlalu luas yang disediakan untuk para pejalan kaki.
Setiap harinya, sejumlah penduduk Giethoorn biasa dalam menggunakan kanal sepanjang 4 kilometer ini untuk akses utama. Bukan hanya kenal saja, Giethoorn juga punya hamparan pedesaan yang bisa membuat wilayah ini mempunyai udara yang baik di dunia. Selain itu, wilayah ini benar-benar tidak mempunyai asap kendaraan, pabrik, maupun juga rokok di sini. Kerennya lagi, paras Giethoorn terlihat semakin baik sebabnya tak ada lagi sampah sama sekali yang berserakan di dalam pelatarannya. Rumah-rumah pertanian dari abad ke-18 dengan beratapkan jerami masih ada hingga saat ini.
Tidak akan ada salahnya jika kota ini dinobatkan sebagai kota pedestrian, sebab para pejalan kaki adalah raja jalanan di sana. La Cumbrecita, sebuah kota asri di dunia yang ada di Argentina memfokuskan dirinya dalam sebuah pembangunan yang ada tempat wisata yang mengusung konsep ekowisata. Kota ini masih bisa mempertahankan nuansa pertengahan abad ke-19, dan juga memberlakukan kebijakan para pengunjung untuk tidak menggunakan moda transportasi apa pun selain dengan berjalan kaki. Hasilnya hanya pejalan kaki saja yang bisa mengakses kawasan tersebut. Di kota ini, wisatawan tidak akan menemukan jalan beraspal, karena untuk seluruh jalan di kota tersebut dibangun dari bebatuan yang nyaman untuk di pijak. yang lebih menariknya lagi, wisatawan yang berkunjung kesana diperbolehkan camping dan membangun tenda di setiap sudut kotanya.
Yunani mempunyai segudang destinasi wisata menarik di samping Acropolis di Athena. Untuk destinasi opsi untuk mereka para pecinta ketenangan dapat mengunjungi pulau-pulau cantik di teluk Saronic, khususnya ke Pulau Hydra yang disiapkan untuk wisatawan pecinta jalan kaki yang lebih ramah untuk lingkungan. Mengapa dibilang disiapkan untuk pejalan kaki?Karena, tidak akan ada kendaraan yang diizinkan masuk ke sana, kecuali untuk truk sampah. Jadi, wisatawan yang ingin menikmati keindahan kawasan Hydra dapat dengan mudah melakukannya dengan berjalan kaki.
Apabila pengunjung merasa letih saat menyusuri pulau ini, wisatawan tidak perlu khawatir, karena ada kendaraan seperti kuda dan keledai yang bisa dinaiki. Untuk menuju pulau ini wisatawan juga perlu untuk menggunakan transportasi seperti perahu. Selain itu, keaslian pulau ini akan tetap terjaga dengan diterapkannya undang-undang pelestarian yang melarang warga untuk membuat bangunan baru yang bisa saja akan mengubah pemandangan kota.
Salah satu situs warisan dunia UNESCO dan juga rumah untuk universitas yang tertua di dunia, Fes el Bali, adalah kota bebas kendaraan bermotor yang telah tersebar luas di dunia. Jalanan-jalanan yang sempit bisa membuat daerah ini tidak mungkin dilewati oleh lalu lalang mobil. Maka dari itulah, masyarakat lebih menentukan untuk selalu berjalan kaki, menggunakan gerobak, atau menaiki keledai. Sebagai salah satu distrik di Fes, Medina Fes-al-Bali dilindungi pemerintah dan dunia, karena mempunyai bangunan bersejarah yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Dengan dasar akan terus melestarikan bangunan kuno inilah pemerintah melarang kendaraan bermotor melintas di kawasan tersebut. Selain itu, kondisi jalan di distrik tersebut rata-rata sempit dan hanya bisa dilewati dengan cara berjalan kaki saja.