Sudah dari bulan Maret, Indonesia mengalami penurunan yang drastis mengenai ekonomi. Perusahaan asing maupun lokal telah melakukan PHK atau karyawan yang dirumahkan dengan tujuan ingin mengembalikan ekonomi yang sempat turun drastis di perusahaannya, termasuk perusahaan Lion Air Group. PHK karyawan Lion Air Group ternyata berujung dengan kekecewaan dan telah menyebabkan kemarahan para karyawan yang harus terima lapang dada atas keputusan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.Indrajaya pun kini merasakan pusing bukan main. Sudah dua bulan lamanya gaji yang seharusnya diterima hanyalah dibayar Rp.2,8 juta, kurang Rp 2 juta dari gaji pokok yang semestinya di terima.
Padahal, untuk membayar cicilan rumah saja ia harus mulai menggelontorkan Rp 2 juta. Keadaan yang semakin berat dikarenakan Lion Air, di perusahaan tempatnya bekerja, telah merumahkan diri nya sejak bulan Juli tanpa ada gaji yang diterima sama sekali. Saat ini, Indra telah memiliki usia 57 tahun yang bekerja di Lion Air Group sejak tahun 2003 sebagai supir bus di Lion Air Bandara Soekarno – Hatta. Tugas pekerjaan yang dilakukan Indra adalah mengantarkan seluruh penumpah dari satu terminal ke lepas landas pesawat ataupun sebaliknya. Indra telah bekerja sejak bus nya hanya satu dan pesawat yang ada di Bandara hanyalah satu atau dua, namun sekarang sudah ratusan.
Sekitar 5 tahun berselang Indra melakukan pekerjaan di perusahaan Lion Air, ia pun kemudian di sekolahkan menjadi seorang marshaller alias personel di darat yang akan memberi sebuah isyarat visual untuk memperlambat, menghentikan, hingga mematikan mesin pesawat agar bisa diparkirkan dengan sempurna tanpa ada kendala sama sekali. Pada awal mulanya, Indra hanya membutuhkan sebuah bantuan kenek saja, tetapi atas pengalamannya hingga bertahun – tahun, membuatnya sangat lihai dan sampai saat ini sudah bisa memarkirkan pesawat seorang diri.
Dalam sehari nya, Indra telah mampu untuk memarkirkan lebih dari 40 pesawat. Bahkan, menurut sumber Tirto.id, ia telah mendapatkan penghargaan best key performance atas pekerjaan yang telah dimanutkannya tersebut. Pekerjaan yang telah dilakoninya setiap hari tersebut akhirnya berakhir di bulan Juni lalu. Setelah bertahun – tahun bekerja, status Indra pun telah menjadi pegawai kontrak dan akan di perbaharui per 2 atau 3 tahun sekali. Terkadang, ketika kontraknya telah habis dan ia tidak menekankan kontrak baru, Indra masih harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan. “Saya itu masih aktif parkir pesawat. Nggak pernah sama sekali saya dapat peringatan kerja, nggak pernah! Saya masuk terus!,” ucap Indra.
PHK Karyawan Lion Air Sebanyak 2.600 Karyawan Merasakan Kekecewaan Amat Mendalam
Seiring pandemi sekaligus wabah mematikan di Indonesia, ialah Covid-19 ini, isu mengenai pemutusan hubungan kerja atau PHK pun telah dirasakan oleh banyaknya karyawan yang bergantungan dengan suatu perusahaan. Tetapi, atasan – atasan perusahaan masih terus memberikan semangat seraya mengajak berdoa bersama kepada seluruh karyawan agar tidak adanya yang di PHK. Bagaikan sebuah geledek di tengah siang bolong, tanpa pembicaraan sama sekali, di tanggal 30 Juni 2020, Indra menerima sebuah dokumen yang berisikan namanya untuk dirumahkan.
Nama Indra dengan 17 pekerja senior lainnya telah masuk sebagai kategori karyawan yang dirumahkan. 17 pekerja senior tersebut memiliki kesamaan satu sama lain, yakni memiliki usia di atas 55 tahun. Indra juga rupanya telah menerima sebuah pesan WhatsApp yang mengharuskannya untuk berkumpul di lapangan A71 pada 1 Juli. Namun, karena undangan itu dianggap tidak jelas sama sekali akan tujuannya, menurut Indra bahwa undangan dirumahkan tersebut tidaklah disampaikan secara layak dan Indra memutuskan untuk tidak datang. Dari seorang kerabat yang telah bekerja bersama dengannya, ia pun tahu bahwasanya semacam upacara.
Delapan belas karyawan senior tersebut yang memiliki nama di dalam daftarnya diminta untuk menyerahkan sebuah kartu identitas pekerja dan diputuskan untuk ditukarkan dengan surat yang intinya telah menyatakan mereka untuk diistirahatkan sejak 1 Juli 2020. Tidak adanya sebuah keterangan sama sekali yang menyatakan bahwa kapan mereka diperbolehkan untuk bekerja dari keterangan lisan. Bahkan, mereka karyawan yang telah dirumahkan pun tidak tahu bahwasanya mereka tidak akan digaji selama dirumahkan.
“Kami dibuang seperti sampah,” kata Indra secara langsung. Ramadhan (nama samara), seorang porter dari perusahaan Lion Air di Bandara Soekarno – Hatta, rupanya sangat terkejut sekaligus kget ketika melihat namanya tidak ada ketika ia membuka sebuah jadwal kerja untuk bulan Juli pada tanggal 28 Juni. Semestinya, Ramadhan masih memiliki keterikatan dengan kontrak perusahaan Lion Air hingga di bulan November 2020.
Reni dan Fadli (nama samaran) – dua pekerja di Batam Aero Technic, sebuah kantor yang mengurusi secara langsung perawatan mengenai pesawat Lion Air telah diminta oleh atasannya untuk berkumpul di hangar pada Jumat, 26 Juni 2020. Masa kerja kontrak Reni rupanya telah habis di bulan Juni, sedangkan Fadli masih memiliki kontraknya hingga Mei 2021 mendatang. Jumat siang, sekitar pukul 13.30, sekitar 172 orang yang telah berkumpul diumumkan secara langsung oleh General Manager HR – GA Batam, yakni Dedeng Ahmadi, menyebutkan bahwasanya PHK karyawan Lion Air terhadap tiga kelompok karyawan. Karyawan yang kontraknya telah habis tidak akan diperpanjang; karyawan yang bekerja dibawah 2 tahun di perusahaan Lion Air akan diputus kontrak; dan karyawan yang berusia diatas 55 tahun akan dirumahkan.