Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri yang menjadi pembicara kunci dalam webinar bertajuk Bung Karno dan buku-bukunya, Selasa (24/11). Selain Megawati, pada webinar ini juga dihadiri oleh seorang Menteri Pendidikan dan kebudayaan yakni Nadiem Makarim. Dalam kesempatan itu, Megawati juga memberikan sejumlah pesan untuk Nadiem. Yang salah satunya adalah pesan Megawati kepada Nadiem memberikan lebih banyak lagi kesempatan kepada anak-anak Indonesia dan juga jangan seringkali memberikan kesempatan kepada orang asing.
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati SoekarnoPutri ini menjadi keynotespeaker dalam acara dialog kebangsaan bertema Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indoneszsia di dalam era Milenial. Dalam sebuah pidatonya itu, ada banyak hal juga yang diceritakan dan juga akan dibahas oleh Megawati, termasuk juga mengenai soal kondisi kota Jakarta dan juga anak muda. Awalnya Megawati Soekarnoputri ini pun hanya bercerita seputar bagaimana pengalamannya ketika menjadi wapres era Presiden Abdurrahman Wahid atau yang sering disebut juga sebagai Gus Dur.
Pada saat itu, menurut Megawati, ia sering kali dianggap bahwa ia adalah orang yang bodoh karena tidak lulus kuliah. “Waktu jadi wapres saja dibilang orang ibu rumah tangga, orang bodoh karena drop out. Saya enggak boleh kuliah di zaman Pak Harto karena saya anaknya Bung Karno,” kata Megawati saat memberikan pidato secara virtual. Bicara mengenai sosok ayahnya, Presiden Pertama RI Soekarno, Megawati pun mengaku bahwa dirinya sedih karena ia dan keluarganya kerap diasosiasikan dengan PKI. Padahal, kakek dari pihak sang ibu, Fatmawati, yakni merupakan seorang pendiri Muhammadiyah.
Selain itu juga, Megawani menilai bahwasanya saat ini banyak sekali pihak yang menilai Pancasila gagal. Padahal kenyataannya, menurut Megawati ini sendiri, Pancasila sangat diinginkan oleh banyak bangsa yang ada di dunia. “Saat ini banyak sekali yang mengatakan bahwasanya Pancasila gagak. Pancasila juga tidak akan gagal, namun yang melaksanakan kenapa tidak bisa menjalankan keindahan dari sila-sila yang telah ada, yang memang sangat-sangat diinginkan oleh banyak bvangsa yang ada di dunia ini,” menurutnya.
“Saya juga perlu untuk ngomong sama Pak Nadiem, Pak Nadiem Please, kasih kesempatan ke anak-anak kita. Saya suka protes, bukan saya anti asing,” pesan Megawati kepada Nadiem. “Bayangkan mau bikin ini konsultannya orang asing, yang buat ini orang asing. Kayak nggak ada orang pintar di republik ini,” menurut Ketua umum PDI Perjuangan (PDIP) ini. Megawati juga mengatakan kepada Nadiem untuk bisa memberikan lebih banyak lagi kesempatan untuk anak-anak Indonesia. “Apa yang dibutuhkan kalau menurut saya ruang dan juga kesempatannya untuk akademisi kita. Anak-anak kita pintar lho Pak Nadiem, sangat pintar,” menurut Megawati.
“Banyak anak-anak Indonesia yang juga pintar, Pak Nadiem. Di Papua, di Maluku, tapi nggak bisa sekolah di sekolahan yang layak, so, mau diapakan?” ucap Megawati. Pada kesempatan itu juga Megawati mengingatkan tugas Nadiem Makarim yang dinilai berat dalam mendidik generasi penerus Indonesia. Yang salah satunya adalah supaya mereka bisa memahami bagaimana sejarah Indonesia. “Kalau kita bicara sejarah, maunya sejarah apa yang kita punya? kita bikin sendiri-sendiri? Kita tulis maunya ke mana saja. Coba hayo Pak Nadiem, saya menyebut Anda karena tanggung jawab berat lho,” pesan Megawati kepada Nadiem.
Megawati pun mengatakan bahwasanya Nadiem mempunyai tanggung jawab untuk mendidik generasi penerus supaya mengetahui sejarah bagaimana berdirinya Indonesia secara baik. Dengan mempunyai pengetahuan dan juga pemahaman tersebut, kemudian barulah generasi tersebut juga mempunyai akar yang kuat untuk bisa mencintai bangsanya sendiri. “Untuk pendidik putra putri bangsa, menjadi anak yang memiliki akar yang cukup kuat bagi bangsanya, bukan untuk saya,” menurut Megawati.
Kemudian menurut ketua Umum PDIP itu juga akan mencontohkan bagaimana pengenalan sejarah Indonesia bisa kita lakukan dengan memperkenalkan Bung Karno sebagai proklamator melalui sebuah buku karya tulisnya. Karena, menurut dia, pada saat ini masih ada masyarakat yang belum juga mengenal sosok ayahnya tersebut. Lebih lanjut, ia juga mengajak seluruh pihak untuk mulai kembali menghayati sejarah bagaimana terbentuk bangsa Indonesia.
“Hal-hal ini kan sejarah kita, kita lho bukan saya, yang harus kita hayati. Cara untuk bisa menghayatinya gimana? Kan harus, kalau saya mengerti maksudnya, mau sosialisasikan lagi untuk bicara soal Bung Karno lagi,” menurut dia. “Anak muda senang banget orientasi sama Amerika. Saya pikir apa yang perlu dibanggakan dengan Amerika. Harusnya kita bangga ke Indonesia, seharusnya kita tepuk tangan karena begitu indahnya Pancasila,” ungkap dari Megawati.
Dalam pidatonya tersebut juga, Megawati Pun menyindir untuk kondisi Jakarta yang memang menurutnya amburadul. Hal itu juga karena Jakarta tidak menjadi salah satu kota yang menerapkan konsep city of intellect atau yang disebut juga Kota Mahasiswa. Awalnya Megawati juga menjelaskan bahwasanya konsep of intellect kali pertama disampaikan juga oleh Bung Karno. Menurut dia, modal dasarnya yang perlu dimiliki sebuah kota yang baik yakni menerapkan konsep city of intellect.