Dimulai tanggal 06/10/2020 – 08/10/2020 adanya aksi pendemo dan puncak demonstrasi unjuk rasa akan pengesahan dari UU Cipta Kerja. Terjadinya aksi demo yang menolak omnibus Law sehingga berbagai kalangan pendemo dari burung, mahasiswa sampai pelajar ikut unjuk rasa dan menolak akan pengesahan rancangan undang-undang tersebut. Lebih dari 168 pelajar segera diamankan dikarenakan khawatir kericuhan dan kerusuhan. Para aksi Demonstrasi yang sedang berlangsung 100 pelajar dan para remaja yang ditangkap khususnya pelajar ikut demo sudah dibebaskan.
Memiliki Syarat yang mengharuskan panggilan terlebih dahulu terhadap kedua orang tuanya. “Semuanya, ada 168 pelajar itu sudah dipulangkan, dijemput oleh orang tua masing-masing.” Ujarnya saat dihubungi dari sumber padangkita.com via telepon Sabtu 10/10/2020. Pihak kepolisian telah melakukan pembinaan kepada para pelajar yang diamankan tersebut dengan cara memanggil orang tua masing-masing. Imran menyebut para pelajar tersebut ikut demo karena dibayar oleh oknum tertentu untuk membuat kerusuhan. Depan kantor DPRD sebagai pusat demo berbagai kalangan buruh dan mahasiswa, sehingga terlihatnya ada aksi kerusuhan dari para pelajar yang memberikan dampak buruk dan provokator aksi unjuk rasa.
“Mereka dibiayai rencananya kan untuk membuat rusuh. Jadi, kita lakukan pembinaan. Kita panggil orang tuanya biar dikasih tahu ke anak-anaknya, “jelasnya. Sebelumnya para polisi mengamankan 168 pelajar tersebut yang diduga melakukan kerusuhan saat adanya unjuk rasa oleh aliansi kamisan yang menolak rancangan undang-undang omnibus Law atau terkait undang-undang serta kerja pada hari Jumat 9/10/2020. Langkah menangkap ratusan pelajar ini untuk menghindari adanya kerusuhan yang berlangsung parah dikarenakan oknum oknum yang menunggangi sejumlah para pelajar. Memiliki arti kalau aksi para pelajar mendapatkan perintah dari oknum yang sengaja memperkeruh suasana.
Pelajar Ikut Demo Sudah Dibebaskan Dan Butuh Bimbingan Orang Tua
Kabar dari padang sumatera barat menyatakan bahwa adanya pembebasan untuk para pelajar yang sudah di amankan. Penangkapannya sudah dimulai dari hari kamis hingga sabtu baru dinyatakan bebas dan perlunya bimbingan langsung dari para orang tua. Imran Amir mengatakan bahwa remaja itu diamankan saat polisi melakukan penyisiran di sekitar lokasi unjuk rasa di area dekat kantor DPRD Sumatera Barat.
Penyisiran itu, mengantisipasi adanya kerusuhan dan aksi unjuk rasa yang memiliki provokator dari oknum-oknum penyusup. Sudah mulai dari hari kamis lalu polisi sudah mendapatkan 84 orang remaja berstatus pelajar yang diduga karena satu komplotan yang ditunggangi oleh sejumlah orang “kita menduga mereka ini dibayar. Dari hasil pemeriksaan kita pada remaja yang sebelumnya sudah kita amankan ternyata mereka dibayar sebesar Rp50.000 untuk melakukan bentrok dengan aparat kepolisian “kata Imran.
Setelah redanya aksi unjuk rasa para pendemonstrasi ternyata sudah adanya kabar untuk membebaskan ratusan pelajar dan remaja yang mengikuti aksi unjuk rasa. Dari berbagai pelajar ada yang mengakui bahwa dirinya menuju area demo dikarenakan adanya bayaran dari oknum-oknum pencipta kerusuhan. Bagi para pelajar bayaran 50 ribu untuk melakukkaln aksi ricuhnya sudah sangat menggiurkan. Belum lagi modal-modal kericuhan yang akan diberikan.
Hal ini sudah mendapatkan hukuman dari nasihat para kepolisian dan membebaskan secara bersyarat dengan memulangkan dengan jemputan kedua orang tua. Banyak para orang tua yang menjemput anak-anaknya. Pelajar ikut demo sudah dibebaskan dengan adanya bimbingan dari kedua orang tuanya nanti, dan tidak akan mengulangi aksi demonya kembali yang mengundang kerusuhan.