Beberapa waktu yang terjadi pada beberapa waktu belakangan ini keseharian hidup kita telah banyak berubah dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan hidup kita. Sejak adanya COVID-19 dinyatakan sebagai salah satu pandemi oleh WHO ( World Health Organization ), banyak sekali kebiasaan baru yang kita jalankan dan secara perlahan menjadi sesuatu yang normal, atau disebut juga dengan new normal. New normal adalah menjadi suatu masa dimana anda akan beradaptasi dan juga menjalankan tatanan hidup yang baru dalam jangka waktu yang panjang. Setelah PSBB akan dicabut oleh pemerintah, apakah hidup akan kembali menjadi normal lagi? atau bahkan juga kita akan mulai menjadi terbiasa dengan adanya perubahan dan akan melanjutkan keadaan new normal akibat pandemi COVID-19.
Penerapan tersebut menimbulkan banyak efek psikologis karena sebuah paksaan dalam sebuah perubahan kehidupan sosial akibat adanya pandemi COVID. Banyak orang untuk mulai hidup dalam masa transisi yang mana sebagian besar merasa terseok-seok mengikuti perubahan cepat ini. Para pekerja harus menyesuaikan diri anda dengan bekerja dari rumah anda. Dari sebuah penjual-penjual berganti lapak dari sebuah toko ke platform online. Kaun pemuda dan juga pemudi juga sering sekali menghabiskan waktu untuk ke kafe-kafe harus tetap berada di dalam rumah masing-masing. Banyak sekali pasangan batal dalam melakukan pesta sebuah pernikahan sebagai usaha dalam melakukan pencegahan penularan pada virus corona. Menikah tanpa adanya pesta yang tadinya tampak tidak biasa jadi terasa biasa karena menjadi sebuah kebiasaan di tengah pandemi akibat COVID-19.
Terbiasa dengan adanya kehidupan di saat new normal ini bisa disebut juga sebagai salah satu keharusan. Hal ini juga mengingat adanya vaksin penangkal COVID-19 yang hingga saat ini belum ditemukan. Bilapun pada saat PSBB dicabut dan juga dilonggarkan, kita akan tetap harus melakukan pencegahan dari penularan coronavirus. Semua orang seakan-akan harus menjalani sebuah kehidupan baru yang aman untuk melakukan interaksi, melakukan rutinitas sehari-hari, hingga bekerja. Seorang psikolog menyatakan bahwa kita mungkin tidak akan benar-benar kembali ke dalam keadaan yang normal. Menurutnya juga psikologis seseorang akan terbiasa dalam menjaga diri untuk menjaga diri anda dari risiko tertular dan merasa sangat aman dengan cara hidup yang baru ini.
Bagaimana Beradaptasi Secara Perlahan Pada New Normal Akibat Pandemi COVID-19
- Penolakan terhadap suatu situasi yang mana pada tahapan ini akan melibatkan penghindaran, goncangan, dan juga ketakutan.
- Marah dengan apa yang terjadi sehingga pada tahapan ini juga akan melibatkan perasaan iritasi, frustasi, dan juga kecemasan.
- Tawar menawar atau juga berjuang dalam menemukan sebuah makna dari apa yang sudah terjadi, dalam hal ini anda bisa menjadikan diri anda harus membuat kesepakatan untuk menyelesaikan rasa penyesalan atau juga rasa bersalah.
- Depresi. Dalam hal ini bisa menimbulkan perasaan kewalahan, tak berdaya atau juga merasa terisolasi.
- Penerimaan. Dalam tahap ini seseorang bisa mencapai sebuah rasa tenang dan bisa saja menerima keadaan yang tengah terjadi. Selain itu juga penerimaan yang akan dilakukan selanjutnya untuk bisa beradaptasi dengan keadaan yang tengah terjadi di tengah pandemi virus COVID-19 ini.
Ketika seseorang telah berhasil mencapai sebuah tahap dalam penerimaan new normal akibat pandemi COVID-19, ia akan lebih bersedia untuk menerima kondisi ini di dalam kehidupan mereka. Pada masa pandemi yang akan dihadapi oleh seseorang ini memang belum bisa untuk diprediksi secara baik sehingga rasa cemas dan juga rasa stres bisa meningkat secara drastis kepada seseorang, akan tetapi pelaku altruisme atau juga kemurahan hati sering sekali terjadi. Banyak orang ataupun juga bagian kelompok yang saling menawarkan bantuan untuk membuat penerimaan kondisi ditengah new normal yang saat ini semakin mudah untuk dijalankan.
Di tengah pandemi virus COVID-19 yang penuh dengan ketidakpastian, tentunya akan sangat sulit untuk anda bisa berpikir secara positif. Setiap hari anda akan melihat berbagai berita yang menjelaskan seputar bagaimana jumlah pasien yang positif yang memang akan terus selalu meningkat, menipisnya persendian pada alat pelindung diri, hingga beberapa cerita masyarakat yang merasakan kesusahan karena tidak bisa mencari nafkah sebebas dulu sebelum adanya pandemi virus COVID-19. Berpikir secara positif memang tidak akan mengakhiri COVID-19 begitu saja. Dalam situasi yang tidak begitu stabil seperti saat ini mungkin akan tetap saja membuat seseorang merasa sangat cemas.
Dalam berpikir positif memang membutuhkan waktu untuk melakukannya, terlebih lagi di tengah pandemi yang penuh dengan ketidakpastian. Ditambah lagi, anda juga harus terpisah dari beberapa orang dan juga rutinitas biasanya karena karantina secara mandiri di rumah. meskipun seperti itu, anda bisa mengawalinya dengan beberapa langkah kecil yang ada diatas. Semudah apapun anda dalam melakukan usaha, maka semuanya akan berperan penting dalam menghentikan bagaimana penyebaran penyakit dan juga menjaga bagaimana situasi akan tetap bisa terkendalikan.