Presenter Najwa Shihab dikabarkan akan dilaporkan ke polisi setelah melakukan wawancara kursi kosong yang dilakukan di salah satu stasiun TV Swasta. Wawancara kursi kosong yang dianggap ada sosok Menkes Terawan Agus Putranto ini menjadi sorotan banyak orang, banyak netizen yang mendukung aksi Najwa. Namun kabarnya tim relawan Jokowi bersatu berencana melaporkan presenter Najwa ke Polda Metro Jaya, pelaporan terkait aksi Najwa yang mewawancarai kursi kosong dalam sebuah acara talk show ini menarik perhatian banyak orang.
Wawancara yang dilakukan Najwa terhadap kursi kosong tersebut karena Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang sudah di undang beberapa kali ke acara tersebut tidak kunjung datang hingga akhirnya Najwa melakukan wawancara dengan kursi kosong. Rencananya Terawan akan diwawancarai seputar penanganan Covid-19 di Indonesia, namun ternyata aksi tersebut membuat membuat beberapa pihak merasa geram dan tidak senang.
Ketua tim relawan Jokowi bersatu Silvia Devi Soembarto saat dihubungi warta kota pada hari Senin 5 Oktober sore membenarkan pihaknya akan melaporkan Najwa ke Polda Metro Jaya terkait wawancaranya dengan kursi kosong yang dilakukan oleh Najwa. “Pelaporan akan kami lakukan, karena secara tidak langsung Najwa sudah mendiskreditkan presiden Jokowi melalui pembantunya Menteri Kesehatan Terawan” Ucap Silvi.
Selain itu, Silvia juga berkata kalau Najwa Shihab membuat narasi parodi di acara tersebut, “Dan acara itu di tonton 269 juta rakyat Indonesia, tentunya ini kurang baik bagi generasi dan masyarakat” kata Silvia. Sebagai ketua relawan Jokowi bersatu, sudah sangat wajar kalau pihaknya menjaga presiden Jokowi bagi pihak pihak yang akan mendiskreditkannya, laporan ini pun akan dilakukan pada hari ini Selasa 6 Oktober.
Untuk pasal yang diterapkan, pihak Silvia akan berkontribusi terlebih dahulu dengan kepolisian saat pelaporan hari ini. Advokat sekaligus pengamat kebijakan publik, Azas Tigor Nainggolan menyesalkan aksi Najwa mewawancarai kursi kosong Menteri Kesehatan tersebut, menurutnya apa yang sudah dilakukan Najwa justru menjatuhkan citra positif yang sudah ia bangun. “Saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh Najwa dalam wawancara kursi kosong tersebut yang justru menjatuhkan dan merusak citra positif acara Mata Najwa dan dirinya sendiri sebagai jurnalis” Ucap Tigor saat di wawancarai.
Menurut Tigor, menolak hadir dalam undangan program wawancara adalah hal yang wajar bagi pejabat publik, terlebih lagi calon narasumber merasa tidak nyaman dan tidak aman. Menurut pendapat Tigor penolakan bisa dilakukan karena ada indikasi wawancara yang memiliki maksud tertentu, Tigor menyebut kondisi dan pengalaman ini banyak membuat pejabat publik, tokoh publik atau narasumber harus berhati hati menerima undangan sebagai narasumber sebuah acara wawancara.
“Jika calon narasumber merasa tidak nyaman dan tidak aman ataupun curiga maka akan menolak bahkan melawan apabila terus dipaksa untuk hadir” Ucap Tigor, tak hanya itu, Tigor juga menambahkan, jika tujuan undangan tersebut benar baik dan tidak harus dicurigai, seharusnya produser atau pemilik acara seharusnya meyakinkan narasumber untuk hadir dalam acaranya.
Tigor juga mengungkapkan suatu hal untuk Najwa Shihab “Jangan cepat putus asa, emosi, dan memojokkan narasumber yang menolak, menggantikannya dengan kursi kosong dan mempermalukannya”. Tigor juga bercerita kalau dirinya sering menolak dan akan menolak undangan jika sudah disusun untuk menghantam dirinya, menurut berita yang beredar. Menkes Terawan juga sudah mengirimkan Dirjen Kemenkes untuk penggantinya, jika hal yang disebutkan ini benar maka sudah ada itikad baik yang dilakukan oleh pihak Terawan.
Sebelum kejadian tersebut jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab mengaku sudah berulang ulang kali mengundang secara resmi Terawan ke acara Mata Najwa. Hampir setiap minggu selalu mengirimkan undangan yang tidak ada respon sama sekali dari pihak Menkes. Hingga disarankan untuk mengikuti jadwal Terawan.