Cara Korea Selatan mengatasi virus corona Covid-19 banyak menjadi sorotan di sini. Negara itu kini seolah sudah menemukan cara untuk mengenai bagaimana cara mengatasi masalah virus yang telah terinfeksi lebih dari 33 juta penduduk dunia tersebut. Mengutip dari The Wall Street Journal, dimana solusinya adalah dengan menggunakan cara yang lugas dan juga cukup fleksibel dan juga relatif mudah diaplikasikan. Korea Selatan kini hanya mempunyai 77 kasus infeksi harian Covid-19. Padahal negara tersebut sempat mengalami awal pandemi pada waktu yang hampir bersamaan dengan AS. AS saat ini juga mempunyai sekitar 490 kasus harian.
Bagaimana Trik Korea Selatan Bisa Mengatasi Virus Corona
Mungkin beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk menanggulangi adanya wabah corona ini bisa kita tiru dari cara beberapa negara maju memulainya. Salah satunya adalah Korea Selatan yang sudah berhasil bekerja sama dengan warganya sehingga bisa melakukan pemberantasan pada wabah tersebut. Hal ini tentunya bisa anda lakukan untuk melihat bagaimana saja aspek yang telah diterapkan oleh negara maju seperti Korea Selatan ini.
Mengingat saat ini wabah corona juga sudah menjadi salah satu kendala yang ada di Indonesia. Bukan hanya dari faktor lingkungan hidup saja, namun juga akan timbul dari faktor ekonomi yang saat ini telah membuat para warganya di Indonesia merasa sangat beban khususnya beberapa warga yang memang menengah ke bawah. Bukan hanya karena faktor ini saja yang bisa kita ketahui, karena banyak juga faktor yang lainnya seperti pendidikan yang masih tertahan karena wabah ini juga belum bisa berakhir di Indonesia.
- Mengendalikan penularan virus
Korea Selatan juga disebut-sebut sebagai salah satu negara yang bisa memberhentikan penularan virus sehingga lebih baik jika dibandingkan dengan negara kaya yang lainnya. Kemampuannya sekitar dua kali lebih efektif daripada AS dan juga Inggris. Menurut laporan yang baru-baru ini hadir dari jaringan penelitian yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, ekonomi Korea Selatan diperkirakan bahkan akan turun hanya dalam 0,8 Persen dalam tahun ini. Hal ini adalah penurunan yang terbaik jika dibandingkan dengan perkiraan dengan negara lain. Adapun kunci untuk kesuksesan Korea Selatan sendiri berasal dari pencampuran antara teknologi dan juga pengujian yang juga berbeda dengan negara lain, kontrol dan terpusat.
Ibu Kota Korea Selatan Seoul sejak 24 April 2020 tidak akan pernah lagi memerintahkan adanya penguncian. Negara tersebut juga akan mempercepat persetujuan alat uji domestik segera setelah kasus mulai merebak. Selain itu juga, hampir semua orang yang ada di Korsel juga mulai rajin dalam menggunakan masker. Negara ini juga memanfaatkan kemampuan hiper konektivitasnya untuk melakukan penerusan pesan kepada warga ketika ada infeksi di daerah mereka. Pada saat ada pengarahan dua kali sehari pejabat kesehatan mengungkapkan kekhawatirannya juga pada saat mereka hanya mendapatkan lacak asal dari tiga perempat kasus yang telah dikonfirmasikan.
- Isolasi
Selain itu juga setiap pasien yang telah dikonfirmasikan, tidak mempunyai gejala atau ringan akan diisolasikan di rumah sakit yang telah disediakan oleh pemerintahnya. Saat ini restoran dan bisnis di negara itu juga tetap akan hidup. “Tidak ada negara yang beradaptasi untuk tetap bisa hidup dengan, dan mengandung, virus seperti yang ada di Korea Selatan”. Kata Dale Fisher, ketua jaringan siaga dan respons wabah global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Anda tidak perlu untuk takut atau ingin memberantas virus corona. Akan tetapi anda mengubah perilaku Anda dan melanjutkan hidup”. Menurut tentang Korsel.
- Warga patuh aturan
Sementara itu yang membuat Korsel unggul dalam mengatasi virus corona, diantaranya pedoman terkait virus di Korea Selatan dipatuhi oleh para masyarakat. Hal ini berbeda dengan yang telah terjadi pada masyarakat barat. Perbedaan yang lainnya yakni, penjabat kesehatan diberikan izin untuk mengakses hingga secara tidak terbatas ke data seluler pribadi. Serta sejak awal situs web pemerintah berbagi mengenai pasien yang telah terkonfirmasi berdasarkan berdasarkan GPS ponsel. Pengungkapan sendiri tidak akan menyertai nama individu, namun hanya detail meliputi jenis kelamin, usia, dan juga tempat kerja yang telah bisa mengidentifikasikan pasiennya.
Korea Selatan sempat akan menjadi negara dengan kasus yang terbesar dari luar China. Hal tersebut juga yang telah disampaikan pada saat sebuah cluster muncul di Daegu. “Kami juga berada di garis depan, “ kata Kwon Jun-wook, wakil direktur Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan. “ Dulu, kami juga memperlakukan peraturan dari Organisasi Kesehatan Dunia dan AS sebagai Alkitab. Namun saya harus bisa meminta maaf kepada warga kami karena sudah waktunya untuk kami bisa membuat sebuah peraturan kami sendiri yang berdasarkan suatu bukti dari kami sendiri.” Ujarnya. Saat ini infeksi yang ada di setiap negara tetap masih rendah. pada saat kasus ini akan meningkat kembali pada bulan Agustus negara ini juga diuji lagi. Hasilnya pada 27 Agustus hasil menunjukan 441 orang positif.