Seperti yang telah kita bahas bersama bahwasanya sumber daya alam yang dihasilkan dari laut Indonesia diperoleh lebih dari ruah. Bagaimana tidak, sebagian besar negara Indonesia adalah laut dan lautan di Indonesia sangat kaya dan memberikan kehidupan yang mencukupi masyarakatnya. Namun sebaliknya saat ini membahas sumber daya alam yang ada di laut Indonesia sedikit demi sedikit dan hal inilah yang membuat pendapatan para nelayan Indonesia berkurang.
Salah satu yang sedang hangat diperbincangkan adalah makanan laut seperti lobster, yang mana pada umumnya lobster bisa didapat oleh para nelayan dengan jumlah yang besar dan banyak. Akan tetapi saat ini banyak pengepul benih lobster yang diterima lobster dari nelayan kecil dan dibeli dengan harga yang cukup murah. Dalam berita ini mantan menteri kelautan Susi Pudjiastuti ikut bersuara akan ada pengeksporan benih lobster keluar negeri. Seorang pengusaha besar yang memang mempromosikan para petani kecil untuk menyebarkan benih lobster di laut.
Karena sering diambil oleh para nelayan biasanya dapat menghasilkan 5-7 ton dalam sehari di tahun 2001, akan tetapi pada akhir-akhir ini para nelayan hanya dapat menghasilkan sekitar 50 kilogram dalam perhari. Hal ini juga dapat dipublikasikan oleh Susi yang mana Diperkenalkan dengan mutiara di laut yang mana pada tahun 2012 para nelayan dapat menghasilkan hingga 5 ton per hari, akan tetapi pada saat ini untuk dapat menemukan mutiara seberat 50 kilogram saja sangat sulit dicari.
Susi Pudjiastuti Turut Sedih Dengan Kondisi Laut Indonesia
Mantan Menteri Susi Pudjiastuti turut membantu mengatasi masalah yang terjadi di Indonesia. Justru sekarang malah berkurang dan malah terancam punah. Peraturan yang dibuat dibuat sangat tidak relevan hingga belasan peraturannya diubah. Kebijakan yang telah diubah yaitu tentang larangan ekspor benih lobster. Kepiting bertelur, lobster, dan rajungan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 56 Tahun 2016.
Penyelundupan Lobster memang sangat menguntungkan, cukup fantastis sehingga dapat menyelamatkan penyelundupan ini sangat diincar oleh para pengusaha besar. Padahal harga awalnya hanya sekitar Rp.30.000, – per kilo gramnya dan jika harga lobster bisa mencapai Rp. 1.4 Juta. Lobster di ekspor melalui pelabuhan dan kapal-kapal besar jadi tidak mungkin dikuasai oleh para petani – nelayan kecil dibutuhkan oleh pengusaha besar yang ingin melakukan ekspor ke luar negeri.
Namun kebijakan yang dilakukan oleh menteri Susi Pudjiastuti saat ini mulai banyak di rubah oleh Edhy Prabowo karena ia menilai kebijakan yang dilakukan oleh S Susi Pudjiastuti sangat tidak relevan. Dari mulai kebijakan yang dikeluarkan pengesporan benih lobster yang diberlakukan oleh Susi pudjiastuti hingga penenggelaman kapal asing yang masuk ke kapal Indonesia semuanya akan diubah. Edhy mengaku tidak ingin gegabah akan mengambil keputusan yang akan datang. Edhy juga mengatakan bahwa jika ada larangan dari lobster benih ini akan membuat nelayan meminjamkan uang mereka. Sebagian besar masyarakat berhasil melewati sebagian besar laut.
Lobster yang sebenarnya dari zaman dulu yang menyajikan hidangan yang menggiurkan, dengan kehadiran kaki yang banyak mengandung tekstur kulitnya yang keras membuat lobster tidak disukai. Lobster yang dulu dulu juga pernah dihidangkan oleh nelayan Inggris karena dilihat memang sangat menyeramkan. Namun setelah terkesan ternyata lezat dan terkesan manis. Dari sini lah orang – orang mulai mengonsumsi Lobster Jadi saat ini karena banyaknya lobster yang diminati. maka tidak heran jika mahal sampai saat ini sangat mahal di temui.