Infogitu.com – Media sosial Twitter baru-baru ini diramaikan dengan sebuah unggahan dari seorang warganet. Dimana unggahan tersebut berisikan sejumlah merek produk luar negeri yang memiliki nama dari Bahasa asing. Sebaliknya, unggahan tersebut juga menampilkan merek-merek asing yang ternyata adalah produk dalam negeri. Warganet yang membuat heboh tentang unggahan tersebut, adalah pemilik akun Twitter @unakami09. Unggahan yang telah dipublikasikan pada Minggu, 14 Maret 2021, pun masih menjadi pembahasan utama warganet Twitter.
“Jangan salah menilai produk lokal dan produk luar. Sekarang ini banyak banget yang salah kaprah contoh ngira kalau hokben, jco, eiger, itu produk luar, padahal produk itu produk lokal. Kita seharusnya bangga dong punya mereka #mendinglokalaja,” tulis akun tersebut. Rupanya, masih terdapat banyak sekali merek lokal yang diberikan nama mengecoh. Sehingga, tidak lah jarang orang berspekulasi bahwa brand tersebut adalah merek luar negeri yang beroperasi di Indonesia. Lantas, merek-merek apa saja yang sebenarnya merek lokal? Mari simak terus artikel yang satu ini sampai selesai!
Produk Dalam Negeri yang Dikira Produk Luar Negeri
Bukanlah hal mengherankan apabila masyarakat Indonesia masih sering terkecoh dalam membedakan produk luar negeri dan dalam negeri. Hal tersebut terjadi karena penggunaan nama yang berbahasa asing, sehingga akan menyulitkan pengertian orang awam. Berikut adalah produk lokal yang sering dikira produk luar negeri:

Diberitakan melalui sumber Kompas.com, pada 5 Juni 2018, Polytron, adalah salah satu merek produk elektronik asli Indonesia yang masih bertahan dan mempopulerkan berbagai barang produksi elektroniknya. Banyak orang yang berspekulasi bahwa Polytron adalah produk luar negeri karena mampu bersaing dengan produksi besar elektronik luar negeri.
Anda harus tahu, bahwa semua pembuatan, pengembangan, perakitan, hingga desain produk dilakukan di satu perusahaan Indonesia yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah. Saat ini, Polytron telah memiliki 3 lokasi perusahaan besar yang bertempat di Jawa Tengah. Apabila dihitung dari 3 cabang perusahaan, Polytron memiliki jumlah karyawan lebih dari 10.000 karyawan. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa Polytron selalu memproduksi TV, AC, Audio, Dispenser, DVD Player, dan Handphone.

Bagi pecinta sepeda, pastinya sudah tidak asing lagi apabila anda mendengar merek Polygon yang satu ini. Polygon, adalah perusahaan asal Indonesia yang mengeluarkan produksi sepeda. Adapun tempat perusahaan utamanya terletak di Sidoarjo, Jawa Timur. Polygon, berada dibawah perusahaan Insera Sena yang telah mengembangkan produksi nya dengan kemajuan signifikan. Sejak awal perusahaan tersebut berdiri di tahun 1989, hingga kini Polygon mampu bersaing dengan merek-merek sepeda luar negeri dan sudah merambah ke pasar internasional.
Polygon pertama kali mengeluarkan produksi sepeda pertamanya di Singapura dan terjadi pada tahun 1997. Hal itu sebagaimana yang kami kutip dari sumber Kompas.com. Karena produksi sepeda nya selalu disukai oleh banyak orang dari berbagai negara, termasuk Indonesia, saat ini Polygon telah memiliki outlet sebanyak 500 cabang. Bukan hanya itu saja, cabang Polygon juga sudah tersebar ke 33 negara. Bahkan, satuan polisi Negara Thailand juga telah menggunakan sepeda Polygon sebagai kendaraan operasional.

Eiger, merupakan produk asli Indonesia yang pertama kali di luncurkan di tahun 1989. Eiger, telah memenuhi berbagai kebutuhan perlengkapan manusia dalam mewujudkan gaya hidup penggiat di alam yang terbuka. Seperti gunung, hutan, dan lain sebagainya. Melansir dari laman resminya, penggunaan nama Eiger diberikan dari nama gunung yang terletak di Negara Swiss, yakni Gunung Eiger. Gunung Eiger yang memiliki ketinggian 3.970 mdpl itu memiliki keindahan yang sangat menyejukkan mata dan selalu menarik perhatian para turis asing. Melansir dari sumber Kompas.com, pada 29 Januari 2021, perusahaan Eiger pertama kali berdiri di tahun 1979 di Bandung.
Berada dibawah naungan PT Eigerindo Multi Produk Industri, merek ini selalu mengalami kemajuan di setiap waktunya. Produk alat-alat outdoor ini semakin berkembang dan semakin mengalami kemajuan setelah banyaknya kebiasaan dalam mengeksplor alam terbuka. Ronny Lukito, selaku bos Eiger, menceritakan bahwa perusahaannya mampu untuk berkembang dari awal berdiri di sebuah rumah kecil yang terletak di Gang Tamrin Bandung. Bahkan, ia pun mengaku tidak percaya bahwa produk dalam negeri nya telah berkembang dengan begitu cepat dan bersaing di pasar internasional.