Puluhan ribu orang dari kantor, toko, sampai anak sekolah turun langsung ke jalanan untuk aksi unjuk rasa di Bangkok kemarin pada kamis, 15/10/2020. Suara kemarahan dan keterkejutan mereka yang ingin menentang adanya aturan terbaru Pemerintahan Thailand yang melarang adanya pertemuan dihadiri lebih dari lima orang. Dekrit darurat yang melarang adanya dan pembatasan media pada kamis. Pemerintahan melangkah untuk mengambil keputusan seperti ini dikarenakan takutnya penyebaran virus Covid19 yang semakin meningkat.
Sampai adanya unjuk rasa aksi protes yang akan berlangsung selama tiga bulan terakhir dan dilansir dari Routers jumat 16/10/2020 kemarin. “ Saya tidak takut. Darurat atau tidak, saya tidak punya kebebasan,” Kata seorang ilustrator, Thanaphon Dejkunchorn (26). Dirinya melakukan aksi setelah pulang kerja di awaln untuk mengikuti protes dan menentang aturan pemerintahan yang baru saja berlaku. Banyak orang yang ingin adanya kebebasan seperti dirinya, “Saya ingin ada kebebasan di negara ini. Saya ingin bebas dari lingkaran setan ini,”Saya ingin ada kebebasan di negara ini. Saya ingin bebas dari lingkaran setan ini,” sambung dirinya. Di pertengahan juli, sudah adanya protes yang pecah di Thailand untuk menuntut pengunduran diri perdana menteri Thailand Prayuth Chan Ocha.
“Kami harus menciptakan pemahaman dengan para pengunjuk rasa,” kata Juru Bicara Pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri kepada Reuters.Belum lagi adanya penjelasan dengan informasi yang lengkap kepada para unjuk rasa. Polisi yang bertugas mengaku bahwa mereka mendapatkan perintah untuk mengapa semua pengunjuk rasa tanpa menjelaskan akan adanya tuntutan bagi mereka. Istana kerajaannya pun sudah menolak adanya komentar bagi yang tidak setuju dengan adanya aturan pemerintahan. Pada hari rabu 14/10/2020 kemarin ternyata belum adanya tanda-tanda bahwa mereka atau pemerintahan akan mengabulkan semua permintaan para pengunjuk rasa yang sudah turun aksi demonstrasi nya.
Berbeda dengan saat kondisi dimana saat para demonstran mencemooh iringan mobil Ratu Suthida dan Raja Maha Vajiralongkorn yang melakukan kunjungan ke Bangkok. Karena pasti akan adanya resiko terhadap ekonomi dan juga keamanan nasional. Penangkapan para pemimpin aksi protes dan sambil menyapu setiap posko yang memberikan aksi sambil memberitahukan bahwa aturan tersebut hanya untuk rasa kekhawatiran adanya penyebaran virus covid19 semakin meningkat. Sudah sepekan jumlah unjuk rasa yang ditangkap berjumlah 40 orang. “Jelas bahwa negara ingin menggunakan kekuasaan yang berlebihan dan tidak perlu pada orang-orang,” ujar seorang mahasiswa, Pattanun Arunpreechawat (22), salah satu mahasiswa yang baru saja pulang setelah kegiatan belajarnya untuk mengikuti aksi unjuk rasa kebebasan di Bangkok.
Tuduhan atas pemilu yang sudah pernah terjadi pun di ungkit-ungkit oleh para demonstran. Penentangan yang dilakukan terhadap monarki Thailand. Kebanyakan yang mengikuti aksi unjuk rasa tersebut dari usia 20 tahunan dan lebih muda dari usia 20 tahun pun lebih banyak mendominasi di area demo tersebut. sepanjang demonstrasi berjalan melancarkan aksinya ternyata adanya salam 3 jari yang dilakukan para pengunjuk rasa dengan arti untuk perlawanan adanya aturan baru. Tidak hanya tu sepanjang jalan pun diiring lagui kebangssaann dari sekolah hingga mengikat kain putih dengan bentuk pita di rambut dan di tas sekolah. Banyak sekali siswa sekolahan yang mengikuti aksi protes sampai meninggalkan sekolahnya.
Seperti Tan berusia 18 tahun setelah mengikuti ujian sekolah yang menolak memberikan data aslinya dengan nama panjangnya. “Saya memastikan bahwa saya siap mengikuti ujian sebelum saya melakukan protes.
Unjuk Rasa Di Bangkok Dengan Melawan Raja Monarki. Saya harus mementingkan kedua hal itu,” katanya. Menentang Raja Monarki yang menyuarakan bahwa Thailand milik rakyat bukan milik raja Thailand sehingga banyaknya warga yang turun ke sebelah istana kerajaan di Bangkok dengan melawan aturan baru. Unjuk rasa di Bangkok. Mungkin anda masih belum mengetahui penyebab asal-usulnya para warga thailand yang melakukan aksi demonya.
Salah satunya mereka yang ingin meminta pemerintah untuk berubah bersama-sama. “Kami hanya meminta mereka untuk berubah bersama kami,” kata pengunjuk rasa Dear Thatcha. Aksi paling menegangkan saat adanya kunjungan dari Raja Monarki saat itu juga ada nya lambang dukungan dengan perkumpulannya orang banyak saat adanya iringan mobil kerajaan. Perintah untuk 15 ribu polisi untuk turun dan mengamankan jalanan Bangkok di hari rabu 14/10/2020.
Sebelumnya raja yang benar-benar memiliki banyak penghormatan malah banyaknya menunjukkan aksi yang sebelumnya belum pernah terjadi. Sampai puncaknya 3 bulan Demo dengan mencemooh dan menantang Raja Monarki Thailand. Gerakan anti Pemerintahan yang populer telah munculnya selama sejarah thailand. Hal unjuk rasa ingin kebebasan menuntut dengan tuduhan mencemarkan nama baik Raja Monarki Thailand.