Patutnya kita bangga akan kekayaan Indonesia dimana berhasil menjadi negara produsen emas yang mana sejarahnya adalah emas tidak pernah menyusut jauh harganya. Walaupun harga emas mencapai rekor tertinggi pada bulan Agustus yang lalu, hal ini tidak otomatis mengartikan adanya peningkatan aktivitas penambangan emas. Faktanya adalah, perubahan produksi tambang emas sering sekali memperlambat perubahan pada harga emas yang begitu sangat signifikan. “Mengingat skala operasi yang terlibat, perlu waktu untuk anda bisa mengubah rencana tambang sebagai respons terhadap perubahan faktor eksternal, seperti pada harga emas”. Akibatkan oleh Covid-19, yang membuatnya menjadi lebih sulit untuk ditambang, karena situs atau yang sebagainya ditutup dalam rangka menekan pada penyebaran virus.
Kenaikan harga sebenarnya didorong oleh pandemi karena investor memandang bahwasanya bahwa emas adalah aset yang lebih aman pada saat terjadinya ketidakpastian ekonomi. pada teknologi yang terbaru juga akan memungkinkan mengekstrak beberapa cadangan yang saat ini diketahui tidak ekonomis untuk anda akses. Inovasi yang terbaru juga termasuk big data sampai smart data mining, berpotensi bisa mengoptimalkan proses dan juga menurunkan biaya. Robotika sudah bisa digunakan pada beberapa lokasi dan juga diharapkan semakin menjadi sumber teknologi standar dalam eksplorasi tambang di Indonesia.
Melansir dari BBC, Indonesia menjadi salah satu negara produsen emas yang bisa memiliki sumber pada emas yang terbesar di dunia. Sumber emas terbesar dalam sejarah adalah Witwatersrand Basin di Afrika Selatan, dimana menyumbang sekitar hingga 30 persen dari semua jenis emas yang pernah kita tambang. Sumber utama emas yang lainnya termasuk juga salah satunya adalah tambang Mponeng yang sangat dalam di Afrika Selatan, tambang Super Pit dan Newmont Boddington di Australia, tambang Grasberg Indonesia, dan juga tambang di Nevada Amerika Serikat.
Pada saat ini, China merupakan penambang emas terbesar di dunia, sedangkan Kanada, Rusia, dan Peru menjadi produsen utama anda. Dalam hal ini perusahaan, Nevada Gold Mines yang mayoritas dimiliki oleh Barrick Gold, kompleks penambangan emas tunggal terbesar yang ada di dunia, memproduksi hingga 3,5 juta ons dalam setahun. Para ahli juga mengungkapkan, walaupun tambang emas baru masih juga ditemukan, maka penemuan deposit besar akan menjadi semakin langka. Sehingga, sebagian besar produksi emas pada saat ini juga berasal dari tambang tua yang sudah bisa digunakan selama beberapa dekade.
Berikut Negara Produsen Emas Terbesar Di Dunia:
- Nevada Gold Mine, Amerika Serikat (115.8 ton)
- Muruntau, Uzbekistan (66 ton)
- Olimpiada, Rusia (43.2 ton)
- Pueblo Viejo, Republik Dominika (30.6 ton)
- Lihir, Papua New Guinea (27.4 ton)
- Cadia Valley, Australia (27.1 ton)
- Grasberg, Indonesia (26.8 ton)
- Kibali, DR Kongo (25.3 ton)
- Loulo-Gounkoto, Mali (22.2 ton)
- Boddington, Australia (21.9 ton)
Jadi pada saat selembar uang kertas sobek atau terpotong, maka akan terbagi menjadi dua bagian yang mana nominal pada uang tersebut akan hilang. Uang Rp. 100.000 yang tergunting menjadi dua bagian sehingga tidak akan lagi bisa untuk anda gunakan sebagai alat transaksi, walaupun dapat untuk ditukarkan. Akan tetapi emas, tidak berlaku seperti itu, Dalam kondisi yang seperti apapun harga emas tidak akan terpengaruh oleh kondisi fisiknya.
Dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti saat ini, masyarakat kemudian banyak yang berlari mengamankan hartanya dengan anda membeli emas. “Jika mereka merasa ada ketidakpastian, merasa ada ekonomi yang memburuk, maka mereka merasa tidak percaya dengan uang kertasnya sendiri, mereka nggak percaya dengan negara mereka sendiri, mereka beralih ke emas, karena emas asumsinya dapat dibawa kemanapun, ada nilai intrinsiknya yang setara dengan nilai nominalnya ,” papar Safir.
Dengan seperti itu jumlahnya permintaan terhadap emas akan tinggi sehingga akan menyebabkan harganya pun bisa ikut melambung. Hal ini tidak hanya terjadi pada emas saja, akan tetapi juga pada produk properti. Hanya yang membedakannya yaitu, tidak semua orang bisa membeli properti. Selain itu juga proses jual properti juga relatif yang bisa lebih sulit jika dibandingkan dengan anda menjual emas anda. Jadi kesimpulannya adalah Safir mengatakan kenapa harga emas akan naik pada saat terjadi ketidakstabilan ekonomi yakni adalah kerja alam bawah sadar seseorang dalam memandang emas untuk investasi mereka.
Untuk kedepannya mungkin harga emas kemungkinan tetap fluktuatif, akan tetapi menurut dirinya memang emas adalah objek yang paling aman apabila dibandingkan dengan menggunakan aset yang lainnya. karena emas lebih mudah untuk didapatkan serta emas juga menjadi investasi yang menguntungkan. Bahkan banyak sekali orang yang sadar bahwa harga emas bisa menjadi lebih besar dari harga belinya sehingga akan sangat mudah untuk anda bisa menambah kekayaan di tengah krisis ekonomi.