PVMBG merupakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang berhasil memantau aktivitas gunung yang tadinya hanya dengan tingkat waspada menjadi tingkat siaga. Warga sebanyak 2.782 jiwa pun mendapatkan imbasnya yang langsung di evakuasi. “Iya benar, pihak Vulkanologi sudah menaikan status gunung yang dari semula waspada menjadi siaga sejak pukul 13.00 wita siang tadi dengan erupsi gunung nya sampai mengeluarkan batu-batu atau lava pijar,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lembata Kanis Making, seperti dilansir Antara, Senin (30/11/2020).
PVMBG telah melarang aktivitas di sekitar gunung lewotolok berstatus siaga, beberapa hal yang terkait dan larangannya untuk merencanakan aktivitas berada di gunung yaitu masyarakat di sekitar gunung maupun para pengunjung, pendaki atau wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius empat km dari kawah masker maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit dari abu vulkanik.
PVMBG juga mengingatkan abu vulkanik yang jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di gunung ini untuk selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama saat di musim hujan. Tak hanya itu, Kanis Making mengatakan warga yang berada di kaki gunung sudah berhasil dievakuasi dari ancaman gunung Ile Lewotolok di Lembata, NTT sejak Minggu (29/11/2020) pagi sekitar pukul 09.00 Wita. “Ada enam titik yang menjadi lokasi pengungsian, yakni tersebar di Kantor Bupati lama sebanyak 2.139 jiwa, Aula Ankara 32 jiwa, Kelurahan Lewoleba Tengah 140 jiwa, Tapolangu 228 jiwa, Desa Baopana 15 jiwa dan Kantor Badan Kepegawaian Daerah sebanyak 228 jiwa,” ujar kanis
Gunung Lewotolok Berstatus Siaga Hingga Mengeluarkan Asap Tebal Dan Hujan Abu
Hujan abu sudah terjadi di sekitar sektor barat hingga sektor selatan, Evakuasi mandiri pun sudah dilakukan ke Lewoleba yang dilansir dari Detik.com pada hari minggu (29/11/2020). “Ya, erupsi saat ini ketinggiannya 4.000 meter di ketinggian atas puncak, lebih tinggi dari sebelumnya. Aktivitas magmatik masih tinggi di Lewotolok. Hujan abu terjadi, utamanya di sektor barat hingga ke sektor selatan gunung api,” katanya saat dihubungi Antara dari Kupang terkait perkembangan aktivitas erupsi Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terjadi sejak Jumat, (27/11/2020).
Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur ESDM Devy Kamil Syahbana mengatakan bahwa adanya kewaspadaan dengan material vulkanik dari gunung dan abu yang berjatuhan, himbauan kepada masyarakat untuk tetap menggunakan masker dan perlengkapan lainnya. Gunung Ile Lewotolok atau Ile Ape merupakan gunung berapi yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Lembata,NTT. Tahun 2017 lalu, gunung ini memiliki status waspada, namun meningkatnya signifikan, erupsi gunung api lewotolok ini terjadi karena tekanannya yang belum cukup.
“Nah, seiring waktu, tekanannya terus terakumulasi dan sekarang sudah cukup untuk erupsi,” katanya menjelaskan. Setelah mengalami guncangan gempa sebanyak 6 kali pada tanggal 29 November 2020, maka gunung lewotolok berstatus siaga atau level III. Dilansir dari situs Badan Geologi (www.vsi.esdm.go.id), Sabtu (29/11), erupsi gunung sempat terjadi pada Sabtu (28/11) kemarin. Terakhir, terjadi gempa vulkanik dari Gunung Lewotolok pada hari ini. “Pada 29 November 2020 pukul 06.00 Wita tercatat 6 kali gempa vulkanik dalam,” demikian bunyi laporan Badan Geologi PVMBG.
Evakuasi pun saat terjadinya gempa sebanyak 6 kali tersebut sudah langsung dilakukan, berbagai bantuan pun diturunkan dari para Aparat Polri dan TNI. Pengungsian yang disediakan pun sudah mengikuti standar dan aturan untuk upaya menegakkan memutus rantai penularan Virus Covid-19. Kanis Making yang mengatakan ribuan warga sudah di evakuasi dan belum adanya laporan warga adanya korban jiwa pada saat itu. “Kita bersyukur karena dapat bantuan dari Polri dan TNI dan masyarakat yang terdampak juga kooperatif sehingga proses evakuasi tak terlalu menemui kendala,” ujarnya. Kendala yang tidak terlalu lama dapat dirasakan warga yang sudah berhasil dievakuasi dari tingkat kewaspadaan dari asap tebal kelabu yang mengarah ke arah barat dengan ketinggian mencapai 500 meter diatas puncak.