infogitu.com – Erick Thohir, selaku Menteri Badan Usaha Milik Negara, atau BUMN, mengatakan bahwa Indonesia sedang mengalami sebuah fenomena perusahaan rintisan, alias startup. Yang mana fenomena startup Indonesia tersebut memang menunjukkan keunggulan menakjubkan, namun di sisi lain telah dimodali secara asing. Startup tersebut pun mengklaim telah dibuat oleh anak bangsa, karena pendiri, atau founder, adalah Warga Negara Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Erick Thohir saat sedang menghadiri sebuah acara Kuliah Umum di salah satu universitas terpandang di Bandung, Jawa Barat, yaitu Universitas Padjajaran.
Acara yang berlangsung, pada Sabtu, 24 April 2022, itu diisi oleh ungkapan Erick mengenai fenomena founder topeng yang semakin membludak di Indonesia. Erick Thohir dengan sengaja menamakan fenomena tersebut dengan “founder topeng, karena startup yang berkembang diciptakan oleh penduduk asli Indonesia, namun telah di dukung dan dikuasai oleh asing. Dalam kata lain, menggunakan status “founder warga negara Indonesia”, adalah sebuah topeng yang dianggap efektif untuk mengelabui masyarakat.
“Founder topeng ini sebenarnya asing. Karena orang asing, ngasih saham ke Indonesia. Menjadikan orang Indonesia sebagai founder itu cuma topeng untuk mengelabui,” bebernya, yang kami lansir dari sumber Liputan6.com, pada Sabtu, 23 April 2022 kemarin. Padahal, lanjutnya, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensial mengembangkan perusahaan startup, atau bisnis rintisan. Mengingat, populasi negara di Indonesia sebagian besarnya didukung oleh perkembangan ekonomi digital yang semakin signifikan sepanjang waktunya.
Maka dari itu, pihaknya yang telah meluncurkan “Merah Putih Fund” dan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, pada 17 Desember 2021 lalu, akan menjadi pendukung untuk membasmi fenomena yang merugikan. Sekedar informasi untuk anda, Merah Putih Fund, adalah sebuah lembaga pelat merah yang akan bertanggung jawab memberikan biaya pada perusahaan startup lokal. Dalam artian lain, Merah Putih Fund akan meminimalisir pembiayaan asing yang mencuatkan fenomena topeng founder startup di Indonesia.
Melalui lembaga tersebut, pemerintahan Indonesia memiliki tujuan lain, yaitu untuk mengamankan pasar atau market Indonesia yang dianggap sangat potensial untuk mendukung pertumbuhan negara Indonesia, bukan untuk mendukung pertumbuhan negara lain. “Kan kalo kita itu maunya si founder memang orang Indonesia, tetapi perusahaannya beroperasi di Indonesia, bukan malah memanfaatkan Indonesia hanya untuk cari makan. Agar kedepannya nanti, Indonesia bisa lebih go public. Kunci kita semua ada di ekosistem kita bersama,” tandasnya.
Melalui Merah Putih Fund, Erick Thohir Menargetkan Indonesia Memiliki 25 Unicorn
Selain membahas soal fenomena startup Indonesia yang merugikan, Erick Thohir juga menguak soal target Merah Putih Fund. Jika diperhitungkan secara total, bisa dikatakan bahwa jumlah bisnis startup di Indonesia. Maka dari itu, Erick Thohir, sebagai Menteri BUMN, memiliki target yang akan mewujudkannya. Melihat, masih banyak sekali potensi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia dalam membangun usaha rintisan dan bisa mencapai status Unicorn.
“Sejujurnya, jumlah Unicorn di Indonesia masih sangat jauh dari kata maksimal. Tetapi, kita masih memiliki potensi yang besar. Prediksi dan target kita, akan menciptakan 25 Unicorn di Indonesia. Dan ini bersifat possible, bahkan kita sudah memprediksinya sejak awal,” kata Erick Thohir. Merespons soal potensi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, Erick Thohir mengatakan bahwa dirinya akan lebih fokus mengembangkan bisnis startup di bidang digital.
Menurutnya, cara itu akan jauh lebih efektif untuk meningkatkan jumlah perusahaan startup bersifat Unicorn, karena telah didorong oleh pembiayaan yang sesuai. Dan langkah tersebut akan digarap oleh Merah Putih Fund. Yang mana lembaga tersebut bertugas dan bertanggung jawab memberikan dana pada sejumlah bisnis startup di Indonesia yang sedang memperjuangkan status ke Unicorn.
“Kalau menjalani bisnis digital kan harus lebih sabar, harus, tidak boleh tidak, dan bukan hanya BUMN saja yang berpikir secara sektoral. Karena itu, saya melihat bahwa kekuatan di BUMN itu banyak. Kami kembali fokus di korporasi, dan secara otomatis langsung bertanggung jawab di pendanaannya,” katanya. Melansir dari sumber Liputan6.com, Merah Putih Fund, akan memfokuskan pada perusahaan-perusahaan startup di Indonesia dengan status Soonicorn. Status tersebut pastinya memiliki potensi dari segala macam aspek, mulai dari segi pendanaan hingga segi perkembangan. Dengan langkah yang diambil Erick Thohir, tentunya fenomena startup Indonesia yang melibatkan asing, akan berkurang.
Discussion about this post