Menteri BUMN Erick Thohir Angkat bicara mengenai kemampuan perusahaan pelat merah, PT Bio Farma, dalam memproduksi pengembangan vaksin Covid-19 tak perlu diragukan. Hal tersebut, kata Erick, terbukti dari pengakuan lembaga internasional seperti Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) terhadap kemampuan dari PT Bio Farma dalam pengembangan vaksin corona. “Tentu ini membuktikan bahwa kalau kita mempertanyakan kemampuan bangsa kita dan kualitas bangsa kita, adalah sesuatu yang aneh,” ucap menteri BUMN Erick dalam konferensi pers virtual di sela kunjungan kerjanya ke London, Inggris, Rabu (13/10/2020).
“Kenapa? Di sini terjawab bahwa kita bisa saja mempunyai yang kualitas dunia yaitu Bio Farma kita mempunyai medical research yang juga dipercayakan kualitas dan kapabilitas produksi kita,” lanjut dia. Erick juga sempat menambahkan, untuk ke depannya Bio Farma akan menjadi mitra strategis para perusahaan farmasi yang ada di dunia dalam memproduksi vaksin Covid-19. Oleh karena itu, lanjut Erick, Bio Farma harus segera bersiap untuk memulai membuat dan menghasilkan vaksin Covid-19 secara besar-besaran dan menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan farmasi terbesar yang ada di global. Dalam memproduksi vaksin, nantinya Bio Farma akan bekerja sama dengan AstraZeneca, lantaran Indontelah sudah bisa untuk menjalin kerjasama pengadaan vaksin Covid-19 dengan perusahaan farmasi asal Inggris itu.
“Kerja sama ke depan dengan AstraZeneca merupakan bentuk sesuatu yang akan kita harapkan terjadi untuk Indonesia,” tutur Erick. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Bio Farma mendapat penilaian yang baik dari peninjauan yang akan dilakukan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). “CEO CEPI menyampaikan bahwa hasil due diligence (peninjauan) terhadap Bio Farma menunjukkan hasil yang begitu sangat baik,” kata Retno yang juga melawat ke Inggris bersama Erick. “Oleh sebab itu, CEPI siap untuk segera melakukan kerja sama dengan Bio Farma. Hasil baik due diligence ini juga merupakan sebuah pengakuan terhadap kapasitas dan kualitas yang dimiliki Bio Farma untuk manufacturing vaksin,” lanjut Retno.
Karena kualitas serta juga kuantitasnya sudah diakui, Retno pun mengatakan bahwa Indonesia melalui Bio Farma juga akan berkontribusi dalam penyediaan akses untuk pengembangan vaksin corona yang setara kepada seluruh warga dunia. Sebagai bentuk komitmen terhadap suatu upaya yang akan menjamin akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau, Indonesia sudah sempat menyampaikan keinginannya untuk menjadi bagian dari CEPI Investors Council.
“Besaran kontribusi Indonesia terhadap CEPI akan dibahas lebih lanjut,” ucap Retno. Sebelumnya CEPI melakukan peninjauan terhadap kapabilitas dan kapasitas Bio Farma dalam menghasilkan vaksin untuk Covid-19. Dalam peninjauan tersebut CEPI memeriksa kualitas dan sistem produksi vaksin Bio Farma, sistem analisis laboratorium, sampai pada sistem teknologi informasi di Bio Farma dalam produksi vaksin. Pemerintah pun berencana mendatangkan ahli dari Eropa untuk bisa meningkatkan kapasitas pada produksi vaksin Covid-19. Hal ini bertujuan supaya dapat meningkatkan kapasitas produksi vaksin perusahaan medis pelat merah, Bio Farma, yang tadinya 100 juta dosis menjadi 250 juta dosis dalam setahun.
Berita kepastian komitmen pembelian vaksin Corona dari AstraZeneca ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mengadakan kunjungan ke negara Inggris bersama dengan Menteri Negara BUMN Erick Thohir. Kesepakatan pembelian vaksin Corona ini akan segera dilakukan, saat melakukan pertemuan Chief Executive Officer (CEO) AstraZeneca dengan Menteri Kesehatan. “Pertemuan digunakan untuk membahas mengenai detail penyediaan vaksin Covid-19 di luar komitmen bilateral dari sebelumnya,” menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui konferensi pers daring secara langsung dari London Rabu (14/10/2020).
“LoI (letter of intent) terkait pengadaan vaksin Covid -19 dari AstraZaneca, Indonesia diwakili Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan,” Tutur Retno. Retno menegaskan bahwasanya komitmen pembelian vaksin corona Covid-19 dari AstraZaneca ini sudah berhasil dituangkan dalam Letter of Intent (LoI). Pemesanan terhadap vaksin Covid-19 dari AstraZaneca ini menambah komitmen sebelumnya dari Sinovac dan Sinofarm. Menteri Retno Marsudi menurutkan bagaimana kesepakatan pembelian untuk pengembangan vaksin corona dengan AstraZane sesudah sebelumnya didahului dengan sejumlah pertemuan yang diadakan secara virtual dan intens antara Pemerintah Indonesia dengan AstraZaneca.
“Vaksin AstraZaneca adalah kandidat vaksin yang sudah tahap uji klinis tiga,” kata Retno. Hasil dari pertemuan dengan manajemen AstraZaneca, Pemerintah Indonesia minta supaya penyediaan vaksin korona sebanyak 100 juta vaksin untuk tahun 2021. “AstraZaneca menyambut baik, dan pengiriman pertama akan dilakukan pada semester I-2021 dan akan dilakukan secara bertahap,” sambungnya. Selain itu AstraZaneca memberikan pernyataan bahwa ia sangat tertarik membangun kerjasama dan kolaborasi strategis jangka panjang dengan Indonesia. Dalam pemesanan vaksin corona kepada AstraZaneca tersebut Indonesia akan menegaskan bagaimana pentingnya faktor keamanan, sebagai faktor penting. Karena itulah AstraZaneca akan berbagi informasi terkait untuk hasil uji klinik tahap I dan II.
Mungkin sebagian pihak menyatakan bahwasanya vaksin untuk virus Corona ini sendiri sama sekali tidak ada kaitannya dengan kesembuhan pasien. Yang perlu disiapkan yakni bukan vaksin, melainkan dari imunitas tubuh pasien bahkan hingga seluruh masyarakat. Negara bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk para masyarakat dalam meningkatkan asupan gizi mereka. Jangan sampai terjadi di Indonesia sendiri bahwasanya pasien meninggal dunia karena kelaparan dan karna tidak terpenuhinya asupan gizi di dalam tubuh mereka bukan dari penyebaran virus Corona itu sendiri kepada seseorang.