Infogitu.com – Sebagian orang melakukan berbagai macam cara untuk bersantai dan melepas penatnya sendiri sesuai dengan keinginan serta kesenangan. Termasuk dengan menonton Netflix dan TikTok. Namun sebagaimana yang sudah terjadi akan tradisi perkembangan teknologi, bahwa ada dampak baik dan dampak berbahaya menonton Netflix serta TikTok tersebut. Belum lama ini, bos Telegram menyoroti tentang dampak buruk dalam menonton platform penayangan film dan konten tersebut ke otak manusia.
Pavel Durov, selaku pendiri Telegram menyoroti bahwasanya Netflix dan TikTok yang ditonton secara rutin akan menyebabkan dampak yang sangat berbahaya untuk perkembangan otak. Dalam unggahannya di Telegram, ia membagikan tentang kegelisahan diantara kedua platform tersebut. “Sangat amat disayangkan bahwa orang lebih suka memberi makan pikiran mereka tidak dengan peristiwa di kehidupan nyata yang memungkinkan untuk mengubah dunia, namun dengan seri Netflix dan TikTok video acaknya,” jelas Pavel dikutip dari Enterpreneur, yang kami lansir dari sumber Kompas.com, pada Jumat, 10 September 2021.
Menurutnya, pikiran adalah alat manusia yang paling kuat. Dari banyaknya penelitian mengenai tayangan Netflix dan juga TikTok, secara tidak langsung pikiran dapat berfungsi secara aktif untuk menghasilkan berbagai macam ide baru, bahkan saat tubuh sedang dalam keadaan istirahat ataupun di suatu keadaan yang senggang. Pavel menyebutkan, bahwasanya keadaan mental maupun pikiran saling berkaitan satu sama lain dengan kondisi fisik tubuh. Ia akan terus bergantung pada kualitas informasi yang akan tersampaikan ke organ otak manusia.
“Apabila kita berhasil memelihara otak kita dengan berbagai macam data di kehidupan nyata yang memungkinkannya berfungsi seolah memecah seluruh masalah mendasar, maka ia lah yang akan memproses data ini di latar belakang dan bisa menghasilkan solusi yang belum juga terduga,” tulisnya lagu. Kata Pavel, apabila menonton serial Netflix ataupun TikTok atas video konten acak yang tidak bisa ditentukan, otak tidak bisa berfungsi untuk membedakan fiksi dari kenyataan.
“Sehingga, banyaknya hiburan yang ditonton secara digital secara tidak langsung bisa membuat pikiran bawah sadar kita sibuk menghasilkan solusi terhadap suatu masalah yang tidak pernah terjadi sebelumnya,” tuturnya. Untuk menjadi seseorang yang kreatif dan produktif, lanjutnya, kita harus membersihkan berbagai macam lumpur lengket konten yang tidak berfungsi dengan relevan di dalam pikiran dan harus bisa memisahkan daftar rekomendasi algoritma rekomendasi yang selalu ditonton tanpa bisa dihentikan berdasarkan kemauan seseorang. Dengan begitu, lanjutnya, Pavel berpendapat bahwa kita akan bisa mengambil berbagai macam kendali atas pikiran yang tidak juga memiliki kebebasan dalam berkreasi.
Dampak Berbahaya Menonton Netflix dan TikTok yang Tidak Bisa Terhentikan
Saat setiap manusia sudah hanyut ke dalam platform berbagai macam media sosial, seperti Netflix, TikTok, Twitter, Instagram, Facebook, dan lain sebagainya, sejatinya manusia akan selalu mengejar dampak bahagia berdasarkan dopamin. Melansir dari sumber Bustle, pada 11 Februari 2021, neuropsikolog Dr. Sanam Hafeez Psy. D, menyatakan bahwasanya dopamin yang akan diterima dan tersimpan di otak secara tidak langsung akan menggulirkan dan menemukan sesuatu yang bisa membuat penontonnya tertawa berdasarkan alasan yang sudah diperoleh.
Apa itu dopamin? Yakni neurotransmitter yang dilepaskan secara bersamaan oleh sistem penghargaan otak, dan secara tidak langsung bisa menghasilkan perasaan senang, serta bisa membuat tubuh memiliki motivasi untuk menemukan dan memberikan kejutan lainnya. “Ketika anda sudah melihat sesuatu yang tidak pernah anda sukai, maka tindakan anda dapat dengan cepat beralih ke sesuatu yang bisa menghasilkan lebih banyak dopamin,” kata Dr. Hafeez.
Sebagai informasi sekedar, bahwa dopamin memang bisa mempengaruhi tubuh manusia dan juga bisa menaruh seluruh perhatian. Penelitian dari 2016 di Current Biology, sudah menunjukkan bahwa ketika orang yang telah mendapatkan dorongan berdasarkan dopamin tersebut, maka mereka akan cenderung memperhatikan hal yang serupa di masa depan. Sama hal nya ketika seseorang sedang menonton Netflix, Snapchat, Twitter, Instagram, dan TikTok, mereka tidak dirancang untuk mendorong rentang perhatian yang panjang.
Tetapi, dia mencatat, bahwasanya otak orang dewasa menjadi kurang rentan terhadap perubahan banyak hal, seolah perhatiannya menjadi otak di kalangan remaja yang aktif dan berfungsi. Jadi, jika berjam-jam menonton apapun konten di media sosial, maka dampak berbahaya akan menyebabkan penderitanya menjadi sulit fokus di jangka panjang. Bahkan, dampak berbahaya menonton Netflix dan berbagai macam aplikasi media sosial lainnya akan sulit terkendali tanpa bisa diprediksi lebih lanjut.