infogitu.com – NATO gelar latihan nuklir beberapa hari lagi, walaupun ada ancaman dari Vladimir Putin, Presiden Rusia. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyampaikan kalau latihan pada tahun ini tetap akan digelar disebabkan ini sudah menjadi bagian dari rencana sejak lama, sebelum Invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022 silam. Kemudian, dia menegaskan kalau latihan telah sesuai rencana ini malah akan mencegah terjadinya peningkatan ketegangan. “Akan ada sinyal salah kalau saat ini tiba-tiba kita membatalkan rutinitas,” tandasnya.
“Latihan telah direncanakan dari lama, sebab perang di Ukraina,” sambung Stoltenberg seperti yang dilansir dari Associated Press pada hari Rabu, 12 Oktober 2022 kemarin. “Sikap tegas dan tertebak NATO adalah cara terbaik dalam mencegah eskalasi,” tandas NATO, dilansir dari CNN Indonesia.com. “Kalau kita saat ini menciptakan kesalahpahaman, miskalkulasi di Moskow terkait kemauan kita melindungi, mempertahankan sekutu, kita bisa meningkatkan risiko eskalasi,” tambahnya, pada hari Rabu 12 Oktober 2022 kemarin, dilansir dari CNN Indonesia.com.
Dimana, latihan ini sendiri diketahui bahwa akan memiliki judul yakni ‘Steadfast Noon’ yang digelar pada pekan depan dan biasanya latihan tahunan ini sendiri bisa berlangsung dalam waktu setidaknya selama satu pekan. Pada Steadfast Noon, peserta latihan pun biasanya akan memakai Jet tempur dapat membawa hulu ledak nuklir. Akan tetapi, mereka tidak benar-benar membawakan amunisi nuklir. Beberapa armada tempur lainnya, bahkan seperti halnya pemantau, Jet, hingga pesawat pengisi bahan bakar pun diketahui akan diserahkan pada latihan nuklir ‘Steadfast Noon’ berlangsung di pekan depan ini.
Sedangkan, latihan kali ini pun akan melibatkan 14 dari 30 anggota NATO, salah satunya agenda utama latihan ini sendiri akan digelar di sebuah lokasi letaknya 1.000 kilometer dari Rusia. Belakangan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali memberikan isyarat kalau akan memakai senjata nuklir apabila NATO membantu Ukraina di tengah-tengah Invasi tersebut. Sebenarnya, sebagai aliansi NATO sendiri tidak memiliki senjata nuklir, tetapi tiga negara anggota mereka diantaranya adalah Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat yang mempunyai senjata nuklir.
NATO gelar latihan nuklir, dimana Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menegaskan bahwa ancaman-ancaman Presiden Rusia, Vladimir Putin ini adalah ‘membahayakan dan juga sembrono’, serta ‘Rusia akan menerima konsekuensi berat apabila memakai senjata nuklir pada bentuk apapun itu’. Namun belum ada kabar lebih lanjut lagi mengenai latihan yang akan digelar pekan depan ini. Seorang pejabat tinggi Rusia diketahui memperingati kalau Ukraina diterima menjadi anggota dari aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara dipimpin oleh Amerika Serikat.
Oleh karena itu, konflik akan terus berlangsung di negara ini dijamin bahwa bisa meningkatkan perang menjadi Perang Dunia III. Beberapa jam setelah Vladimir Putin, Presiden Rusia meresmikan secara langsung pencaplokan empat daerah Ukraina, diantaranya adalah Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk pada tanggal 30 September 2022 silam, Volodymyr Zelensky memberikan pengumuman kalau Ukraina secara resmi sudah mendaftarkan keanggotaan kepada NATO. Saat itulah, Zelensky mengatakan kalau mendaftarkan keanggotaan NATO dibawah prosedur dipercepat.
Tetapi, diketahui kalau keanggotan penuh NATO untuk Ukraina masih jauh disebabkan anggota maupun 30 negara perlu memberikan persetujuan mereka. Venediktov adalah wakil dari Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev diketahui menjadi sekutu kuat Vladimir Putin. Pendaftaran keanggotan NATO cuma propaganda, disebabkan Barat memahami konsekuensi status dari anggota NATO untuk Ukraina. “Kiev sadar betul kalau langkah seperti ini artinya jaminan eskalasi ke Perang Dunia III,” tandas Alexander Venediktov dalam pernyataan resminya dilansir dari TASS.
“Sifat bunuh diri dari langkah semacam ini sudah dipahami oleh banyak anggota NATO,” tandasnya, dilansir dari TASS. Sementara itu, Putin sendiri sudah berulang kali mencerca Amerika Serikat disebabkan mendorong ekspansi NATO ke arah timur Eropa, khususnya mendekati negara-negara yang diketahui bekas Uni Soviet seperti halnya Georgia dan Ukraina. Dan, Rusia diketahui menilai bahwa kedua negara ini menjadi bagian dari lingkup pengaruhnya tersendiri. Kendati demikian, keputusan NATO gelar latihan nuklir tetap akan berlangsung dipekan depan.
Discussion about this post