Infogitu.com – Afrika, mengkonfirmasi bahwa negara mengalami gelombang ketiga Covid-19. Hal ini disebabkan karena peningkatan tertinggi yang ada di negara tersebut. Bahkan, negara Afrika sudah tercatat sebagai negara ke dua belas dengan angka Covid-19 terbanyak dan tertinggi di dunia. Hanya dalam waktu tiga minggu, Afrika sudah mengalami kasus yang bertambah hingga puluhan kali lipat dari biasanya. Tentu saja peningkatan kasus di Afrika menjadi salah satu bencana serius. Bahkan, pemerintahan di negara tersebut pun sudah kesusahan untuk mengatasi lonjakan demi lonjakan pandemi yang belum juga berakhir.
Melansir dari sumber Kompas.com, faktor yang menyebabkan kasus di negara mereka bertambah, adalah karena proses vaksinasi yang berjalan dengan sangat lambat, dan tidak dikondisikan dengan penyebaran varian virus Delta yang sudah menjadi bencana baru di negara tersebut. Sedangkan rata0rata kasus Covid-19 harian baru di negara Afrika Selatan, sudah meningkat hingga 15 kali lipat sejak awal April. Berbagai macam rumah sakit yang menerima pasien pun menyebutkan bahwa pasien Covid-19 sudah meningkat hingga 60 persen.
Matshidiso Moeti, selaku direktur WHO Afrika, menyebutkan bahwa gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang menyerang Afrika semakin bertambah dan menyebar lebih cepat dibandingkan gelombang-gelombang sebelumnya yang sudah dilalui. “Lonjakan terbaru terancam menjadi yang terburuk di Afrika,” kata Moeti, yang kami kutip secara langsung dari sumber AFP. Sementara itu, John Nkengasong, selaku Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, menggambarkan bahwasanya gelombang ketiga ini menjadi bencana terbrutal dan terparah dibandingkan gelombang pertama dan gelombang kedua.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena kehadiran varian Delta yang belum juga diselesaikan, sehingga bencana pandemi memiliki tingkat berbahaya yang paling tinggi. Hal senada juga disampaikan secara langsung oleh Presiden Liberia George Weah, yang memberikan peringatan kepada warga negara nya serta publik lain, mengatakan bahwasanya gelombang ketiga di Afrika jauh lebih mengkhawatirkan dibanding kejadian satu tahun lalu.
Bahkan, berbagai macam rumah sakit di negara mereka sudah melebihi kapasitas akibat menampung pasien yang terlalu banyak. Sebelumnya, negara Afrika dan Oseania termasuk benua yang paling sedikit dengan dampak virus Corona di dunia. Jika dilihat dari kasusnya pada tahun lalu, di benua tersebut hanya memperoleh kasus pasien dengan angka yang tidak sampai 5,3 juta dengan sekitar kasus kematian 139.000 dari 1,3 miliar penduduk Afrika. Sejumlah negaranya juga tidak mengalami dampak parah Covid-19 separah negara Brazil ataupun negara India.
Gelombang Ketiga Covid-19 di Afrika Meningkat, Lambatnya Vaksin di Jadikan Penyebab
Lonjakan kasus Covid-19 yang sedang terjadi di Afrika disebabkan karena lambatnya program vaksinasi untuk seluruh warganya, sedangkan di negara tersebut pula sedang mengalami kasus penyebaran varian Delta yang lebih parah dan lebih buruk. Sedangkan untuk proses vaksinasi, distribusi yang sudah dilakukan terlebih dahulu oleh Afrika berjalan dengan sangat lambat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, atau WHO, menyebutkan bahwa negara mereka baru melakukan vaksinasi sekitar 1 persen populasi dengan dua suntikan dosis. Rasio tersebut pun menjadi rasio terendah di dunia.
Tidak berhenti disitu saja, sekitar 90 persen negara Afrika terbilang gagal dalam mencapai target vaksinasi sepersepuluh dari populasi mereka pada bulan September. Janji para pemimpin negara Barat dalam menyumbangkan satu miliar dosis vaksin Corona di negara miskin Afrika juga memperoleh kritikan dari pemerintahan luar karena dianggap terlalu lambat dan tidak bergerak dengan program yang sesuai. Sehingga, hanyalah negara Afrika saja yang memperoleh angka vaksinasi terendah dibandingkan dengan kasus lonjakan Covid-19.
“Afrika sangat membutuhkan satu juta vaksin lagi. Kami harus lebih cepat untuk berlari,” pinta Direktur WHO Afrika, yakni Matshidiso Moeti, yang kami lansir dari sumber Kompas,com. Selain itu, angka penyebaran Covid-19 yang ada di negara mereka terjadi lebih cepat dikarenakan suhu musim dingin semakin mempermudah lonjakan kasus. Sejauh ini, varian Delta yang dialami di negara Afrika sudah menyebar begitu cepat di 14 negara bagian lainnya. Tidak berhenti disitu saja, kasus gelombang ketiga Covid-19 di Afrika juga di barengi dengan varian Delta dan juga virus Covid-19 aslinya.